E-commerce Motor Penggerak Investasi dan Masuknya Modal Asing
Senin, 4 Februari 2019 | 15:00 WIB
Brilian - Bisnis e-commerce dan ekonomi digital dinilai menjanjikan karena tetap moncer di tengah perlambatan investasi secara global pada 2018. E-commerce menjadi salah satu motor penggerak investasi dan menarik modal asing ke Indonesia.
"Harus diakui FDI (foreign direct investment) ke e-commerce membeludak di saat FDI global sedang turun, sehingga proporsinya mungkin agak membengkak," ujar Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Thomas Trikasih Lembong.
Lembong memperkirakan, arus modal ke toko online dan ekonomi digital bisa mencapai 15-20 persen dari total FDI yang masuk setiap tahunnya. Tren ini, lanjut dia, akan bertahan dan berkelanjutan.
Dikatakan Lembong, ada kemungkinan terjadi rekonfigurasi seandainya nantinya bisnis rintisan unicorn Indonesia mulai melantai di pasar modal. Jika itu terjadi, akan ada perubahan definisi dari FDI ke capital market flow, meski tetap saja modal masuk, terlepas langsung atau melalui pasar modal.
BKPM menargetkan total investasi sepanjang tahun 2019 sebesar Rp792,3 triliun. Angka itu mencakup investasi baik dari penanaman modal asing maupun dalam negeri.
Lembong optimistis tnen investasi akan membaik karena faktor siklus dan ekonomi. Menurut dia, dalam 15 tahun terakhir, sebelum pemilihan umum, investasi memang sering melambat. Namun setelah siklus politik selesai, trennya akan membaik.
"Masih ada sekitar 7,5 bulan setelah pencoblosan untuk dunia usaha recover dari perlambatan sebelum pemilu," kara Lembong.
Total realisasi investasi PMDN tahun 2018 mencapai Rp328,6 triliun atau naik 25,3 persen dibanding 2017 yang sebesar Rp262,3 triliun. Sedangkan total realisasi investasi PMA tahun 2018 sebesar Rp392,7 triliun, turun 8,8 persen dibandingtahun 2017 yang sebesar Rp430,5 triliun.
"Kurangnya eksekusi implementasi kebijakan pada tahun lalu berimbas pada perlambatan investasi di tahun ini, disamping adanya hambatan dari faktor eksternal," pungkasnya.