Revolusi Industri 4.0 Tingkatkan Kinerja 50 Persen
Sabtu, 26 Januari 2019 | 11:00 WIB
Brilian - Revolusi industri 4.0 membawa perubahan pada model bisnis baru di sektor manufaktur yang dinilai mampu meningkatkan kinerja 20-50 persen dari sebelumnya. Hal ini tak lepas dari pemanfaatan teknologi digital secara terintegrasi.
“Jadi, tentunya penerapan industri 4.0 diyakini akan memacu produktivitas dan kualitas sehingga produk yang dihasilkan lebih inovatif dan kompetitif,” ujar Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dalam keterangannya.
Adapun lima teknologi utama yang menopang pembangunan sistem industri 4.0, adalah Internet of Things, Artificial Intelligence, Human–Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3DPrinting.
Penerapan industri 4.0 merupakan upaya untuk melakukan otomatisasi dan digitalisasi pada proses produksi yang mendorong pengembangan pabrik masa depan atau future factory 4.0. Ini membantu perusahaan manufaktur, termasuk industri kecil dan menengah (IKM) beradaptasi dengan tekanan persaingan global dan perkembangan teknologi terbaru.
“Inisiatif ini akan membantu industri untuk memenuhi permintaan konsumen global yang meningkat terhadap produk yang lebih ramah lingkungan, lebih sesuai dan lebih berkualitas melalui transisi industri dengan lebih sedikit limbah dan penggunaan sumber daya yang lebih baik,” papar Menperin.
Pemerintah berkomitmen menyiapkan formulasi percepatan penerapan industri 4.0 melalui insentif pajak (sektor yang berinvestasi di penelitian dan pengembangan teknologi), pelatihan manajer dan ahli, fasilitas untuk IKM, program percontohan, dan pendirian pusat inovasi industri 4.0.
Menperin menambahkan, revolusi industri 4.0 telah mengubah operasi menjadi inovasi dan mendorong paradigma produktivitas baru di sektor manufaktur. Kemenperin terus menggenjot kinerja industri berorientasi ekspor. Lima sektor yang menjadi prioritas yakni industri makanan dan minuman, tekstil dan pakaian, otomotif, kimia, serta elektronika.