Target Nilai Ekspor Nonmigas Meningkat 7,47 Persen pada 2019
Minggu, 13 Januari 2019 | 11:00 WIB
Brilian - Nilai ekspor nonmigas ditargetkan meningkat 7,47 persen atau mencapai 157,9 miliar dolar AS pada 2019. Untuk mencapainya, Enggar pemerintah akan semakin fokus penetrasi pasar ekspor ke negara-negara nontradisional.
Target ini sama dengan realisasi capaian ekspor nonmigas periode Januari-November 2018 dengan nilai 163,6 miliar dolar AS. Angka tersebut telah ditetapkan dalam rapat kerja internal Kementerian Perdagangan (Kemendag).
"Tapi, masih dalam rentang angka tersebut," ujar Mendag Enggartiasto Lukito dalam konferensi pers di Jakarta.
Enggar menyebut ada beberapa faktor mengapa target peningkatan ekspor pada 2019 disamakan dengan realisasi tahun 2018. Salah satunya, kondisi ekonomi global yang masih serba tidak pasti sebagai dampak perang dagang Amerika Serikat dengan Cina.
Pada 2018, Kemendag berhasil mendorong peningkatan pertumbuhan nilai ekspor ke negara nontradisional seperti Bangladesh (15,9 persen), Turki (10,4 persen), Myanmar (17,3 persen), Kanada (9,0 persen) dan Selandia Baru (16,8 persen).
"Pasar nontradisional menopang kekurangan ini dan kami akan tingkatkan pasar lebih besar dengan perjanjian perdagangan yang sedang dan akan dilaksanakan," ungkapnya.
Kemendag menargetkan penandatanganan 12 perjanjian di mana tiga di antaranya dengan negara di Benua Afrika yakni Mozambik, Tunisia dan Maroko. Kerja sama perdagangan dengan tiga negara tersebut nantinya melalui skema Preferential Trade Agreement (PTA).
Selain Afrika, pemerintah akan melakukan perjanjian kerja sama dengan Iran yang juga dengan skema yang sama. Untuk Turki, Indonesia akan menjalin kerja sama melalui Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA).
"Turki sebenarnya sudah launch, tapi ada perubahan politik di Turki, sehingga kita harus memulai kembali. Negara Asean lain juga memulai lagi pembahasan dengan Turki," jelas Enggar.
Negara lainnya yang juga menjadi target adalah Korea Selatan. Menurut Enggar, pihaknya sudah sepakat dengan Menteri Perdagangan Korea Selatan untuk membuat business forum dan mengembangkan standing commitee yang menjembatani persoalan tiap dunia usaha.