Sentra IKM Logam di Ceper Digenjot Tingkatkan Daya Saing
Jumat, 4 Januari 2019 | 10:00 WIB
Brilian - Upaya peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN) terhadap proses manufaktur maupun pembangunan proyek di Indonesia terus dilakukan. Ini untuk menggenjot produktivitas industri kecil dan menengah (IKM), terutama sektor penghasil komponen untuk melakukan substitusi produk impor.
Salah satu upaya yang telah dilakukan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) dengan memacu pengembangan sentra IKM logam di Ceper, Klaten, Jawa Tengah agar lebih berdaya saing dan memiliki akses pasar luas. IKM logam di Ceper merupakan salah satu sentra industri pengecoran logam terbesar di Indonesia.
Produk unggulan yang dihasilkan pelaku IKM logam di Ceper, antara lain komponen mesin industri, komponen pabrik, peralatan kapal, komponen kereta api, komponen pompa air, peralatan rumah tangga, permesinan dan komponen otomotif.
“Untuk bahan baku utama, sebagian besar mereka masih dapatkan dari dalam negeri,” ujar Direktur Jenderal IKM Kemenperin Gati Wibawaningsih.
Gati mengungkdi senapkan di sentra tersebut terdapat Koperasi Batur Jaya. Anggotanya 168 IKM di bidang pengecoran logam dengan melibatkan lebih dari 4.000 tenaga kerja.
“Selama 27 tahun, Koperasi Batur Jaya bekerja sama dengan PT. Kereta Api Indonesia (PT. KAI) untuk pemenuhan kebutuhan blok rem metalik kereta api. Kini, penggunaan blok rem metalik diganti dengan blok rem komposit,” jelasnya.
Agar produk, salah satunya blok rem komposit sesuai standar, Kemenperin telah memfasilitasi kerja sama Koperasi Batur Jaya dengan Balai Besar Bahan dan Barang Teknik (B4T) Kemenperin di Bandung. Saat ini masih dalam tahap pengujian PT KAI yang diperkirakan membutuhkan blok rem komposit hingga 120 ribu pcs per tahun dengan harga berkisar Rp203.700 per buah.
“Apabila peluang produksi blok rem komposit tersebut dapat dilakukan industri dalam negeri, terdapat potensi substitusi impor blok rem komposit mencapai Rp24 miliar per tahun,” pungkasnya.