Pengembangan UMKM Berkualitas Butuh Ekosistem Kondusif
Rabu, 19 Desember 2018 | 15:00 WIB
Brilian - Ekosistem yang kondusif dibutuhkan untuk pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) agar tumbuh berkualitas. Untuk mendukung pengembangan UMKM, diperlukan keterlibatan dan kerja sama dengan pihak terkait.
"Dalam mendukung terciptanya ekosistem yang kondusif untuk pengembangan UMKM diperlukan keterlibatan dan kerja sama berbagai pihak, termasuk Bank Indonesia," ujar Deputi Gubernur BI, Erwin Rijanto.
Menurut Erwin, perluasan program pengembangan UMKM terus dilakukan. Fokusnya pada pengendalian inflasi dan penurunan defisit transaksi berjalan, antara lain melalui perluasan pengembangan klaster UMKM untuk komoditas pangan strategis dan bidang kerajinan.
BI juga mendorong pengembangan UMKM melalui regulasi dan pemanfaatan platform digital untuk memperluas pasar. Selain itu, BI juga mendorong UMKM melalui keikutsertaan dalam pameran nasional maupun internasional. Hal ini untuk meningkatkan skala usaha dan menjadi eksportir yang dapat berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Data Kementerian Koperasi dan UKM (2017) menyebutkan jumlah UMKM mencapai 62,9 juta unit. UMKM berkontribusi 60 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Namun UMKM masih menghadapi tantangan, antara lain permodalan dan akses pembiayaan, lemahnya kapasitas SDM, serta keterbatasan jangkauan pasar. Ke depan, BI akan terus memperkuat implementasi program UMKM.
Program tersebut meliputi peningkatan kapasitas UMKM melalui edukasi dan pelatihan, pengembangan dan fasilitasi pemanfaatan infrastruktur keuangan pendukung, seperti SI APIK (Sistem Informasi Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan) dan pemeringkatan UMKM, maupun penerbitan ketentuan pendukung.