Brilian - Pemerintah memberikan kemudahan pembiayaan pengering padi kepada Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Desa Ternyang, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang. Hal ini sekaligus untuk mempercepat penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Pengering Padi.

Proses pengeringan sangat penting untuk menghasilkan beras berkualitas dan layak konsumsi. Dengan KUR Pengering Padi diharapkan dapat mengontrol tingkat kekeringan padi dan mempertahankan kualitas outputnya. 

"Dengan begitu, beras yang dihasilkan memiliki kualitas tidak hanya medium, tetapi juga premium," ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution dalam keterangan tertulis.

Saat ini jumlah alat pengering atau dryer yang dimiliki penggilingan skala kecil masih minim. Dari total 182 ribu penggilingan padi di Indonesia, sekitar 94 persen atau 172 ribu masuk kategori penggilingan skala kecil. Sekitar 6 persen sisanya penggilingan sedang dan besar.

Penggilingan padi kecil menghadapi kendala saat panen karena 95 persen di antaranya tidak memiliki dryer. Ini menyebabkan kualitas beras tidak terjaga karena disimpan dengan kondisi kurang kering.

Penyaluran KUR dryer menggunakan skema pembiayaan KUR Kecil dengan plafon Rp25 juta hingga Rp500 juta. Dengan begitu, KUR dapat dugunakan untuk pembelian dryer buatan dalam negeri, khususnya bed dryer dengan kisaran harga Rp141 juta atau vertical dryer di kisaran Rp425 juta, ditambah dengan alat-alat penunjang lainnya, seperti pengayakan dan bangunan.

Fokus pemerintah untuk KUR petani merupakan hasil evaluasi penyaluran KUR ke sektor produktif, salah satunya adalah sektor pertanian. Program KUR ini menggunakan sistem kartu sehingga bisa diketahui akuntabilitas dari pinjaman dan kegiatan debitur bisa terekam dengan jelas.

Pada kesempatan tersebut, Darmin menyerahkan KUR pengadaan dryer kepada 20 debitur senilai Rp5,02 miliar melalui tiga penyalur KUR, yakni Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI) dan Bank Mandiri.