UMKM Jamu Harus Punya Daya Saing untuk Tembus Pasar Global
Kamis, 13 Desember 2018 | 11:55 WIB
Brilian - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) jamu diharapkan dapat meningkatkan daya saing sehingga tidak hanya dikenal di dalam negeri tetapi juga secara global. Untuk meningkatkan daya saing UMKM jamu dapat dilakukan melalui aspek pengembangan teknologi.
"Agar bisa berdaya saing, tentunya membutuhkan aspek pengembangan teknologi, pengembangan pengetahuan dalam proses, dan juga memenuhi jaminan dilihat dari aspek keamanan, mutu dan manfaat dari jamu tersebut," ujar Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Penny K. Lukito.
Penny menjelaskan BPOM memiliki program terpadu lintas sektor yang mendukung perkembangan UMKM secara umum, baik obat maupun makanan. Herbal Indonesia Expo 2018, lanjut Penny, merupakan bentuk program lintas sektor khusus UMKM di bidang industri jamu.
"Khusus untuk jamu, acara ini adalah output dari rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam program terpadu lintas sektor tersebut. Ini adalah output berupa pendampingan dari BPOM," jelasnya.
Pada acara yang digelar di Gedung SMESCO, Jakarta, BPOM menganugerahi 34 UMKM dengan sertifikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB). Ke-34 UMKM tersebut berasal dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang merupakan dua sentra jamu terbesar di Indonesia.
Seluruh UMKM telah mendapat pengarahan dan pelatihan terkait prosedur memproduksi jamu. Pelatihan itu bisa dijadikan bekal untuk meningkatkan kualitas produk dan usaha mereka.
"Dalam program ini juga dilakukan piloting untuk 34 UMKM di dua sentra jamu yang utama, yaitu Jawa Tengah dan Jawa Timur. Ini adalah piloting yang pertama," pungkasnya.