Pemerintah Konsisten Kembangkan Kebijakan Ekonomi Supply-side
Senin, 10 Desember 2018 | 15:00 WIB
Brilian - Kondisi perekonomian global yang masih bergejolak dan penuh ketidakpastian diperkirakan masih akan berdampak pada perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia. Untuk menghadapi tantangan ekonomi pada 2019, pemerintah konsisten mengembangkan kebijakan ekonomi supply-side.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengungkapkan keputusan memprioritaskan kebijakan ekonomi supply-side sudah dilakukan sejak awal pemerintahan Jokowi-JK, melalui perbaikan infrastruktur, kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), dan reforma agraria.
Menurut Darmin seperti dilansir situs kemenko perekonmian, selain lebih mudah dikendalikan, kebijakan supply-side mampu membuka kesempatan bagi seluruh masyarakat secara merata di pedesaan dan perkotaan.
"Pendekatan ini dapat direalisasikan tanpa adanya perpindahan barang dan jasa secara besar-besaran ke luar ataupun ke dalam negeri. Namun, kebijakan demand-side tidak boleh dilupakan dengan tetap mendorong investasi dan konsumsi masyarakat” ujarnya.
Fokus kebijakan supply-side terus digalakkan untuk memberikan multiplier effect yang besar. Selain itu kebijakan supply-side juga terus diselaraskan dengan program pemerataan ekonomi.
“Infrastrukur akan melahirkan kegiatan-kegiatan baru yang ditransformasikan dari kegiatan lama. Sistem logistik juga perlu dibangun juga setelah infrastruktur tersedia. Hal ini dapat direalisasikan dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah supaya membuat pasar pengepul agar konektivitas terbentuk secara sempurna” kata Darmin.
Menanggapi perang dagang Amerika Serikat-Cina dan implikasinya ke perekonomian nasional, Darmin memprediksi proyeksi ekonomi Indonesia masih bergantung pada interaksi perang dagang itu sendiri. Dia memprediksi pada 2019 tidak ada lagi interaksi AS-Cina yang esktrim. Bahkan, kedua negara akan sadar perang dagang hanya akan berimplikasi negatif pada perekonomian mereka.
“Dengan begitu, kami optimistis kedepan tingkat inflasi masih berada di titik aman yakni berada level 3 persen. Kami juga melihat bukan sesuatu yang berat untuk memenuhi pertumbuhan ekonomi di level 5,3 persen, sesuai dengan asumsi makroekonomi APBN 2019,” pungkasnya.