Cara Menghitung ROI pada Investasi Sarana Prasarana UMKM

Selasa, 14 Oktober 2025 | 13:00 WIB

Cara Menghitung ROI pada Investasi Sarana Prasarana UMKM

LINK UMKM - Dalam dunia usaha, setiap keputusan investasi perlu diukur hasil dan dampaknya. Salah satu indikator yang paling umum digunakan adalah Return on Investment (ROI) atau tingkat pengembalian investasi. Bagi pelaku UMKM, memahami cara menghitung ROI menjadi langkah penting untuk menilai apakah pengeluaran terhadap sarana dan prasarana benar-benar memberikan keuntungan yang sepadan.

Secara sederhana, ROI menggambarkan seberapa besar keuntungan yang diperoleh dari suatu investasi dibandingkan dengan biaya yang dikeluarkan. Misalnya, ketika sebuah UMKM mengeluarkan biaya untuk membeli mesin produksi, hasil yang diperoleh dari peningkatan efisiensi dan kapasitas produksi harus mampu menutupi investasi tersebut dan memberikan nilai tambah.

Rumus Dasar dan Cara Menghitung ROI

Secara sistematis, ROI dapat dihitung dengan rumus:

ROI = (Keuntungan Bersih dari Investasi / Total Biaya Investasi) x 100%

Sebagai contoh, jika sebuah UMKM menginvestasikan Rp50 juta untuk membeli peralatan baru dan dalam satu tahun menghasilkan keuntungan tambahan Rp15 juta, maka:

ROI = (15.000.000 / 50.000.000) x 100% = 30%

Artinya, investasi tersebut memberikan tingkat pengembalian 30% dalam satu tahun.

Perhitungan ROI yang akurat membantu pelaku UMKM mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menutup biaya investasi dan kapan investasi tersebut mulai menghasilkan laba bersih.

Mengapa ROI Penting untuk UMKM

  1. Menilai Efektivitas Pengeluaran Modal

Setiap pengeluaran, terutama untuk sarana dan prasarana seperti mesin, gudang, atau kendaraan operasional, memerlukan evaluasi yang objektif. Dengan menghitung ROI, pelaku usaha bisa membandingkan antara biaya investasi dan manfaat nyata yang dihasilkan, sehingga keputusan menjadi lebih rasional dan berbasis data.

  1. Membantu Perencanaan Keuangan Jangka Panjang

ROI berfungsi sebagai alat ukur untuk menentukan prioritas investasi berikutnya. Bila hasil ROI suatu proyek rendah, pelaku UMKM dapat mempertimbangkan alternatif lain yang lebih menguntungkan. Sebaliknya, jika ROI tinggi, strategi tersebut dapat dijadikan acuan untuk ekspansi usaha.

  1. Mengurangi Risiko Kerugian

Banyak UMKM melakukan pembelian aset tanpa perhitungan manfaat jangka panjang. Dengan evaluasi ROI, pelaku usaha dapat menghindari investasi yang tidak efisien, seperti membeli alat produksi yang jarang digunakan atau membangun fasilitas yang tidak sebanding dengan skala usaha.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi ROI

Dalam praktiknya, ROI tidak hanya bergantung pada nominal biaya dan keuntungan, tetapi juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor, antara lain:

  • Efisiensi Operasional: Semakin efisien penggunaan sarana dan prasarana, semakin tinggi potensi ROI.
  • Kapasitas Produksi: Peningkatan kapasitas yang tidak diimbangi permintaan pasar bisa membuat ROI menurun.
  • Umur Aset: Semakin lama aset dapat digunakan tanpa penurunan kualitas signifikan, semakin besar nilai pengembalian.
  • Perawatan dan Biaya Operasional: Aset yang membutuhkan perawatan mahal akan menurunkan ROI bersih.

Pelaku UMKM perlu mencatat setiap komponen biaya dan manfaat dengan teliti agar hasil perhitungannya realistis dan dapat dijadikan dasar pengambilan keputusan.

ROI memberikan gambaran objektif tentang seberapa efektif suatu investasi dijalankan. Bagi UMKM, menghitung ROI pada sarana dan prasarana bukan hanya soal angka, tetapi juga tentang kemampuan mengelola sumber daya dengan cermat.

Dengan pendekatan sistematis, pelaku usaha dapat memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan benar-benar memberikan hasil nyata bagi pertumbuhan bisnis. Pemahaman tentang ROI membantu UMKM mengambil keputusan investasi yang lebih bijak, efisien, dan berkelanjutan di tengah persaingan usaha yang semakin ketat.

RA/NS

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x