Analisis Biaya Admin Cashless Payment bagi UMKM
Senin, 8 September 2025 | 13:00 WIB

LINK UMKM - Penerapan sistem pembayaran non-tunai atau cashless payment disebut semakin meluas di kalangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Namun, di balik kemudahan yang ditawarkan, terdapat biaya administrasi yang perlu diperhitungkan dengan cermat. Analisis biaya ini menjadi penting agar pelaku usaha dapat menilai apakah keuntungan yang diperoleh sebanding dengan pengeluaran tambahan yang muncul.
Jenis Biaya Administrasi
UMKM umumnya menghadapi beberapa bentuk biaya saat menggunakan layanan pembayaran non-tunai. Biaya yang paling umum berupa potongan persentase dari setiap transaksi, misalnya antara 0,5 persen hingga 2 persen. Selain itu, terdapat pula biaya tetap bulanan pada beberapa platform. Semua biaya ini perlu dimasukkan dalam perhitungan arus kas usaha agar tidak mengurangi margin keuntungan secara signifikan.
Dampak terhadap Margin Keuntungan
Bagi UMKM dengan skala kecil, biaya admin disebut cukup terasa karena margin keuntungan relatif tipis. Misalnya, untuk produk dengan harga rendah, potongan administrasi dapat mengurangi pendapatan bersih hingga beberapa persen. Namun, bagi UMKM dengan volume transaksi tinggi, biaya tersebut cenderung lebih mudah tertutupi oleh peningkatan penjualan yang dihasilkan dari kemudahan bertransaksi.
Keuntungan Jangka Panjang
Meski terdapat biaya tambahan, sistem cashless dinilai mampu memberikan keuntungan jangka panjang. UMKM dapat mengurangi biaya tersembunyi dari transaksi tunai, seperti kehilangan uang kecil, risiko pencurian, hingga waktu yang terbuang saat menghitung kas. Dengan pencatatan otomatis, biaya administrasi disebut terbayar melalui efisiensi operasional yang lebih tinggi.
Strategi Mengelola Biaya
Beberapa strategi bisa ditempuh UMKM untuk mengelola biaya admin. Salah satunya adalah dengan menyesuaikan harga jual agar selisih potongan tetap tertutup tanpa memberatkan konsumen. UMKM juga disebut dapat memilih layanan pembayaran dengan skema biaya yang paling sesuai dengan skala usaha. Transparansi terhadap konsumen mengenai opsi pembayaran juga dinilai penting agar pembeli memahami alasan harga tertentu bisa berbeda.
Tantangan dan Pertimbangan
Kendati manfaat jangka panjang cukup besar, pelaku UMKM tetap perlu mempertimbangkan keterbatasan konsumen yang masih terbiasa dengan uang tunai. Keputusan untuk sepenuhnya beralih ke cashless harus diseimbangkan dengan analisis biaya dan potensi pasar. Dengan demikian, penerapan sistem ini tidak hanya sekadar mengikuti tren, melainkan benar-benar memberikan nilai tambah bagi usaha.
Analisis biaya admin cashless payment menjadi langkah penting bagi UMKM agar tidak salah dalam mengambil keputusan bisnis. Biaya tambahan memang ada, tetapi jika dikelola dengan strategi yang tepat, keuntungan jangka panjang dalam bentuk efisiensi, keamanan, dan peningkatan penjualan dinilai mampu menutupi beban tersebut. Dengan perhitungan yang sistematis, UMKM diyakini bisa memaksimalkan manfaat sistem pembayaran digital tanpa merugikan keuangan usaha.
RA/NS



