Panduan Mengelola Arus Kas Bisnis dengan Pembayaran Cashless
Rabu, 3 September 2025 | 08:00 WIB

LINK UMKM - Arus kas menjadi salah satu aspek penting yang menentukan keberlangsungan usaha kecil dan menengah. Di tengah tren masyarakat yang semakin jarang menggunakan uang tunai, pembayaran cashless kini ikut memengaruhi cara Sobat LinkUMKM mengatur keuangan. Transaksi digital yang serba cepat memang memudahkan, namun tanpa pengelolaan arus kas yang baik, pelaku usaha bisa kesulitan menjaga stabilitas keuangan. Oleh karena itu, memahami cara mengelola arus kas dalam era cashless menjadi kunci agar bisnis tetap sehat dan berkembang.
- Memisahkan Rekening Usaha dan Pribadi
Sobat LinkUMKM sering kali mencampur pemasukan usaha dengan kebutuhan pribadi. Dalam transaksi cashless, kebiasaan ini bisa semakin sulit dipantau karena semua tercatat secara digital. Dengan memisahkan rekening, arus kas usaha akan lebih jelas terlihat sehingga pelaku usaha dapat mengetahui kondisi keuangan sebenarnya. Langkah sederhana ini membantu mencegah penggunaan dana bisnis untuk keperluan pribadi.
- Mencatat Setiap Transaksi Cashless
Setiap pembayaran non-tunai meninggalkan jejak digital, namun pencatatan manual tetap diperlukan. Dengan menuliskan secara teratur pemasukan dan pengeluaran, Sobat LinkUMKM dapat membandingkan catatan pribadi dengan mutasi rekening. Kebiasaan ini bermanfaat untuk mendeteksi selisih, menghindari kebocoran dana, dan memastikan semua transaksi tercatat dengan benar.
- Mengatur Jadwal Pembayaran dan Tagihan
Banyak Sobat LinkUMKM yang terbebani karena tidak mengatur waktu pembayaran tagihan secara disiplin. Dalam sistem cashless, jadwal pembayaran lebih mudah diatur, misalnya melalui fitur pengingat. Dengan menyusun jadwal tetap, arus kas usaha bisa terjaga sehingga tidak terjadi penumpukan kewajiban yang mendadak. Disiplin dalam pembayaran juga meningkatkan reputasi usaha di mata penyedia layanan keuangan.
- Membuat Proyeksi Arus Kas Bulanan
Proyeksi arus kas membantu pelaku usaha memperkirakan pemasukan dan pengeluaran dalam satu periode. Dalam konteks cashless, data transaksi digital dapat dijadikan acuan untuk membuat perkiraan yang lebih akurat. Dengan proyeksi, Sobat LinkUMKM bisa mengantisipasi kekurangan modal kerja, menyiapkan dana darurat, atau merencanakan ekspansi usaha.
- Menyisihkan Dana Cadangan dari Setiap Transaksi
Cashless membuat transaksi lebih cepat, namun juga berpotensi mendorong belanja yang berlebihan. Untuk mengantisipasi hal ini, Sobat LinkUMKM dapat menyisihkan sebagian kecil dari setiap pemasukan sebagai dana cadangan. Tabungan ini bisa digunakan saat usaha menghadapi kondisi darurat atau saat ada peluang yang membutuhkan modal tambahan.
Pengelolaan arus kas menjadi semakin penting di era cashless, ketika transaksi berlangsung cepat dan tercatat secara digital. Sobat LinkUMKM perlu memahami bahwa kemudahan teknologi harus diimbangi dengan disiplin keuangan. Memisahkan rekening, mencatat transaksi, mengatur jadwal pembayaran, membuat proyeksi, serta menyisihkan dana cadangan adalah langkah praktis yang bisa langsung diterapkan. Dengan menerapkan panduan ini, Sobat LinkUMKM tidak hanya menjaga stabilitas keuangan, tetapi juga meningkatkan peluang berkembang di tengah persaingan usaha yang semakin ketat.
RA/NS



