Cashless 2025: UMKM Kian Mantap Beralih ke Pembayaran Digital
Rabu, 3 September 2025 | 08:00 WIB

LINK UMKM -
Perubahan Pola Konsumen
Tren pembayaran di Indonesia pada 2025 disebut semakin menunjukkan pergeseran dari uang tunai menuju metode digital. Laporan berbagai survei menunjukkan mayoritas konsumen lebih nyaman menggunakan dompet digital atau aplikasi pembayaran saat bertransaksi. Pergeseran ini dipandang bukan lagi sekadar gaya hidup, melainkan kebutuhan yang melekat pada aktivitas belanja harian masyarakat.
Pengaruh terhadap UMKM
Dalam praktiknya, perubahan perilaku konsumen tersebut dinilai langsung berdampak pada UMKM. Pelaku usaha disebut perlu menyesuaikan diri agar tidak kehilangan pelanggan. Opsi pembayaran non-tunai dianggap membuat konsumen lebih puas karena transaksi menjadi cepat, praktis, dan minim risiko. UMKM yang menyediakan pilihan cashless juga dinilai lebih kompetitif dibanding usaha yang masih mengandalkan uang fisik semata.
Peluang Pertumbuhan
Tren ini dilihat sebagai kesempatan strategis bagi UMKM untuk memperluas pasar. Konsumen yang terbiasa cashless disebut cenderung lebih loyal terhadap usaha yang menyediakan fasilitas tersebut. Selain itu, sistem pembayaran digital dinilai mampu menjangkau pembeli dari kalangan muda yang lebih melek teknologi, sekaligus membuka akses pasar lintas wilayah. Dengan begitu, peluang pertumbuhan usaha kecil disebut semakin besar.
Manfaat Pencatatan Digital
Selain memberikan kenyamanan bagi konsumen, pembayaran cashless diyakini mempermudah manajemen keuangan. Catatan transaksi yang terekam secara otomatis dinilai membantu UMKM dalam menghitung omzet, memantau stok, hingga menyusun laporan usaha. Penggunaan data digital juga disebut memudahkan pelaku usaha untuk merancang strategi promosi yang lebih tepat sasaran. Dengan pengelolaan berbasis data, UMKM dinilai lebih siap bersaing dalam ekosistem bisnis modern.
Tantangan yang Masih Ada
Meski peluang terbuka lebar, adopsi sistem pembayaran digital belum sepenuhnya mulus. Sebagian UMKM masih menghadapi keterbatasan literasi digital, terutama di wilayah pedesaan. Keterbatasan infrastruktur jaringan internet juga disebut menjadi hambatan. Tanpa dukungan fasilitas yang memadai, sebagian pelaku usaha berisiko tertinggal dari arus perubahan yang sedang berlangsung.
Dukungan Pemerintah
Pemerintah disebut terus berupaya mendorong percepatan transformasi digital UMKM. Program edukasi literasi keuangan dan penyediaan sarana teknologi dianggap menjadi langkah penting agar pelaku usaha tidak tertinggal. Tujuan utamanya disebut agar seluruh UMKM, baik di kota maupun desa, bisa merasakan manfaat dari sistem pembayaran non-tunai.
Momentum Penting Tahun 2025
Melihat tren yang berkembang, para analis menilai tahun 2025 menjadi momentum penting bagi UMKM untuk semakin serius mengadopsi sistem cashless. Integrasi pembayaran digital disebut bukan lagi pilihan tambahan, melainkan kebutuhan agar usaha dapat bertahan dan berkembang. Kesigapan UMKM dalam menyesuaikan diri dengan perubahan perilaku konsumen dianggap akan menentukan daya saingnya di masa depan.
RA/NS



