Export Center Balikpapan Dorong UMKM Daerah Siap Tembus Pasar Ekspor
Selasa, 5 Agustus 2025 | 09:00 WIB

LINK UMKM - Pemerintah resmi menghadirkan Export Center di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, sebagai langkah strategis mempercepat transformasi UMKM menuju pasar global. Langkah ini merupakan bagian dari program nasional yang sebelumnya telah menginisiasi fasilitas serupa di Surabaya dan Makassar.
Export Center tersebut mulai beroperasi pada awal Agustus 2025 di lokasi yang terintegrasi dengan Galeri UMKM Kalimantan Timur. Keberadaannya diposisikan sebagai simpul koordinasi dan pusat layanan ekspor terpadu, khususnya bagi UMKM yang telah melalui proses kurasi dan siap memenuhi standar ekspor internasional.
Upaya ini menjadi bagian dari strategi pemerintah dalam memperluas kontribusi UMKM terhadap ekspor nonmigas. Program nasional yang disebut sebagai UMKM Berani Inovasi, Siap Adaptasi, Ekspor (UMKM BISA Ekspor) menjadi payung kebijakan yang memayungi proses peningkatan kapasitas pelaku usaha kecil dalam menembus pasar luar negeri. Dalam program ini, pelaku UMKM memperoleh akses pelatihan, pendampingan, hingga fasilitasi business matching.
Secara empiris, sepanjang semester pertama tahun 2025, tercatat 609 UMKM telah mengikuti program tersebut. Dari jumlah tersebut, sebanyak 356 sesi business matching, 241 sesi pitching, serta 115 pertemuan langsung dengan pembeli internasional telah difasilitasi. Hasilnya, nilai transaksi ekspor yang berhasil dicapai mencapai US$90,04 juta atau setara Rp1,4 triliun, mencerminkan potensi besar sektor UMKM jika difasilitasi secara sistematis.
Dari perspektif layanan, dua Export Center terdahulu telah melayani lebih dari 4.100 sesi konsultasi hingga pertengahan 2025, dan mampu mencatatkan nilai ekspor tambahan sebesar US$140,5 juta. Hal ini menunjukkan efektivitas fungsi Export Center dalam mempercepat ekspansi produk UMKM ke pasar luar negeri.
Secara lokal, pemerintah daerah menilai hadirnya Export Center di Balikpapan menjadi tonggak awal transformasi ekspor dari wilayah timur Indonesia. Penguatan ekosistem ekspor dinilai perlu dimulai dari level paling bawah—yakni pelaku UMKM—agar pertumbuhan perdagangan luar negeri dapat lebih merata dan berkelanjutan.
Berdasarkan data terkini, Kalimantan Timur telah mencatat partisipasi 78 UMKM lokal dalam program ekspor kolaboratif yang menghasilkan nilai transaksi sebesar US$2,8 juta. Ke depan, potensi ekspor dari sektor perikanan, kelautan, hingga komoditas strategis seperti sawit dan tanaman herbal lokal diyakini akan meningkat jika sinergi antara pemerintah pusat dan daerah terus diperkuat.
Pemerintah daerah juga menggarisbawahi pentingnya keberlanjutan dalam kebijakan ekspor. Dengan luas kebun sawit mencapai 3 juta hektare namun hanya 1,4 juta hektare yang aktif, masih terbuka peluang besar untuk optimalisasi produksi dan hilirisasi komoditas. Oleh karena itu, integrasi pendekatan ekonomi hijau dan ekonomi biru menjadi prioritas dalam perencanaan jangka panjang.
Keberadaan Export Center di Balikpapan menjadi simbol bahwa UMKM daerah tidak hanya mampu bersaing secara nasional, tetapi juga dapat mengambil peran strategis dalam rantai pasok global. Ini sekaligus membuktikan bahwa ketika diberikan dukungan infrastruktur, pelatihan, dan akses pasar yang terstruktur, UMKM Indonesia mampu naik kelas dan menjadi kekuatan ekspor baru.
***
ALP/NS



