UMKM dan Strategi E-Commerce: Fokus pada Satu Platform atau Perluas ke Banyak Kanal Penjualan?

Jumat, 18 Juli 2025 | 10:00 WIB

Ilustrasi - Platform E-Commerce dalam Berjualan Online.

LINK UMKM - Dalam era digital yang semakin matang, Sobat LinkUMKM dihadapkan pada pilihan strategis: apakah perlu fokus pada satu platform e-commerce atau justru menyebarkan produk ke berbagai kanal sekaligus? Pilihan ini bukan hanya soal ekspansi jangkauan pasar, namun juga berkaitan dengan efektivitas operasional, efisiensi biaya, serta daya saing produk di tengah tingginya persaingan.

Studi kasus di lapangan dan data survei konsumen mengungkap bahwa setiap platform e-commerce memiliki karakteristik, peluang, serta tantangan tersendiri. Oleh karena itu, keputusan untuk memilih pendekatan yang tepat harus berdasarkan pemahaman mendalam terhadap perilaku pasar digital, bukan semata-mata didorong oleh asumsi atau tren.

  1. Memahami Dinamika Platform E-Commerce Indonesia Secara Empiris

Berdasarkan hasil survei Populix, terdapat empat platform e-commerce teratas yang dominan digunakan masyarakat Indonesia, yaitu Shopee, Tokopedia, Lazada, dan Bukalapak. Shopee menempati peringkat pertama dalam jumlah kunjungan, diikuti oleh Tokopedia, sedangkan Lazada dan Bukalapak masih menunjukkan potensi signifikan walau berada di peringkat bawah.

  1. Faktor-Faktor Psikologis Konsumen yang Memengaruhi Preferensi Platform

Faktor promosi dan diskon menjadi alasan dominan yang memengaruhi masyarakat dalam memilih platform e-commerce. Data menunjukkan bahwa 40% responden laki-laki menyatakan tertarik berbelanja pada platform yang rutin memberikan promo dan potongan harga. Selain itu, kenyamanan navigasi aplikasi, kelengkapan produk, serta kebiasaan transaksi yang sudah terbentuk turut memainkan peran penting.

  1. Strategi “Cek Angin” untuk Menentukan Kanal E-Commerce yang Paling Efektif

Alih-alih langsung menempatkan produk di semua e-commerce, pendekatan bertahap melalui strategi “cek angin” menjadi metode yang direkomendasikan. Strategi ini mengharuskan Sobat LinkUMKM mencoba menjual produk di beberapa platform secara paralel dalam waktu terbatas untuk melihat performa awal, termasuk respons pasar, konversi penjualan, dan interaksi pelanggan.

  1. Konsistensi Branding vs. Ekspansi Distribusi: Mana yang Lebih Relevan?

Membangun identitas merek yang kuat seringkali lebih mudah dilakukan jika Sobat LinkUMKM fokus pada satu platform terlebih dahulu. Dengan begitu, pesan komunikasi, gaya promosi, dan pengelolaan toko dapat dikontrol secara maksimal. Namun, memperluas distribusi ke banyak platform juga dapat meningkatkan potensi margin dan penetrasi pasar, asalkan dikelola dengan strategi yang terkoordinasi.

  1. Keputusan Berbasis Data, Bukan Tren atau Opini Publik

Diskusi di berbagai forum digital, seperti Quora, menunjukkan bahwa pengalaman pelaku bisnis sangat bervariasi tergantung pada jenis produk, karakteristik pasar, dan positioning toko. Sebagian pelaku berhasil meningkatkan penjualan dengan multi-platform, sementara lainnya memilih fokus pada satu e-commerce karena memberikan hasil terbaik.

Dalam menentukan langkah antara fokus pada satu platform atau memperluas distribusi ke banyak e-commerce, tidak ada formula tunggal yang cocok untuk semua Sobat LinkUMKM. Setiap keputusan harus melalui proses evaluasi, uji coba, dan pemetaan pasar yang objektif.

Yang terpenting, Sobat LinkUMKM mampu beradaptasi dengan cepat, belajar dari data penjualan yang dihasilkan, serta memperbaiki strategi berdasarkan respons pasar. Dengan pendekatan sistematis dan empiris, pemanfaatan e-commerce tidak hanya menjadi alat jual beli, tetapi juga katalis pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.

***

ALP/NS

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x