Fashion Lokal Jadi Motor Pemulihan UMKM Fesyen di Tengah Lesunya Ekonomi

Senin, 14 Juli 2025 | 10:00 WIB

Salah satu desain gaun anak dari desainer Nur Abidah asal Bululawang, Kabupaten Malang.

LINK UMKM - Di tengah kondisi perekonomian yang belum sepenuhnya pulih, geliat pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sektor fesyen tetap menunjukkan ketangguhan. Ajang peragaan busana lokal yang berlangsung di Malang Raya pada pertengahan tahun ini, dinilai menjadi salah satu momentum strategis bagi pelaku UMKM fesyen untuk memulihkan eksistensi sekaligus memperluas pasar.

Berdasarkan pantauan di lokasi, kegiatan tersebut melibatkan lebih dari 50 desainer lokal, ratusan model profesional dan anak-anak, serta dukungan dari komunitas kreatif yang tersebar di kawasan Malang dan sekitarnya. Penyelenggara menyampaikan bahwa kegiatan ini tidak hanya berfungsi sebagai panggung mode, tetapi juga sebagai ruang kolaborasi, promosi, dan edukasi terhadap produk-produk fesyen berbasis etnik, daur ulang, dan keberlanjutan.

Salah satu desainer lokal dari Kabupaten Malang menerapkan pendekatan zero waste dalam proses produksinya. Desain busana yang dihasilkan memadukan teknik jumputan khas Dinoyo dengan lukisan tangan berbahan akrilik. Strategi pemotongan kain dirancang agar tidak menyisakan limbah, sehingga setiap potongan menghasilkan karya unik yang mengacu pada gaya busana Jepang yang dikenal ramah lingkungan. Pasar yang disasar mencakup komunitas seni, sanggar tari, penyewaan kostum, dan pelaku seni pertunjukan.

Menurut sejumlah pelaku UMKM, keterlibatan mereka dalam ajang ini dianggap sebagai jembatan untuk memperkenalkan konsep dan produk ke khalayak yang lebih luas. Beberapa di antaranya menilai bahwa penguatan merek lokal berbasis nilai budaya dan lingkungan membutuhkan ruang promosi yang konsisten agar masyarakat memahami bahwa kain buatan pengrajin lokal dapat dikemas secara modern tanpa kehilangan identitas.

Dari sisi dampak ekonomi, penyelenggara menyampaikan proyeksi peningkatan kunjungan pengunjung selama ajang berlangsung dapat mencapai 25–50 persen dibandingkan hari biasa. Jika pada hari normal jumlah pengunjung berkisar 5.000–7.000 orang, maka selama kegiatan ini berlangsung diperkirakan dapat melonjak hingga lebih dari 10.000 orang per hari. Lonjakan ini diperkirakan turut mendorong transaksi langsung di sektor ritel, tenant kuliner, hingga produk kerajinan yang ditampilkan di lokasi.

Ajang ini juga menandai peningkatan tren fesyen anak yang makin dilirik pelaku industri kreatif. Tercatat lebih dari 400 model cilik ikut serta dalam peragaan, menandakan bahwa industri fesyen inklusif mulai tumbuh dan mendapat perhatian. Selain itu, partisipasi desainer dari luar daerah, seperti Kalimantan dan Jakarta, menunjukkan bahwa ekosistem fesyen lokal sudah mulai mendapat pengakuan secara nasional.

Kegiatan seperti ini dinilai penting sebagai simbol ketahanan UMKM, terutama dalam mendorong pemulihan sektor kreatif pascapandemi dan tekanan inflasi. Melalui strategi sinergi antara komunitas, desainer, dan pelaku usaha, ajang peragaan busana tidak hanya menjadi sarana ekspresi, tetapi juga mesin pemulih ekonomi berbasis kreativitas.

***

ALP/NS

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x