UMKM sebagai Kekuatan Strategis Asia Tenggara Hadapi Krisis Global

Minggu, 13 Juli 2025 | 10:00 WIB

Pengusaha Sandiaga Uno.

LINK UMKM - Di tengah eskalasi krisis geopolitik, dampak perubahan iklim, dan ketidakpastian ekonomi global yang semakin kompleks, negara-negara Asia Tenggara mulai memperlihatkan keseriusan dalam membangun fondasi ekonomi yang lebih tangguh. Salah satu pendekatan yang kini diakui sebagai kekuatan utama di kawasan ini adalah penguatan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sebagai instrumen strategis dalam menghadapi ketidakpastian global.

Dalam forum ekonomi internasional Rencontres Économiques d’Aix-en-Provence 2025 yang berlangsung di Prancis, perwakilan Indonesia mengangkat wacana tentang peran UMKM sebagai sumbu pemulihan ekonomi kawasan Asia Tenggara. Isu ini mencuat di tengah diskusi mengenai bagaimana kawasan berkembang dapat memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat melalui pendekatan yang lebih inklusif, adaptif, dan kolaboratif.

  1. UMKM sebagai Pilar Ketahanan Ekonomi Regional

Dalam konteks Asia Tenggara, UMKM dinilai bukan hanya sebagai pelaku ekonomi domestik, tetapi juga sebagai pendorong utama stabilitas sosial dan ekonomi. Data yang dikutip dari Indonesia menunjukkan bahwa sektor ini telah menyerap lebih dari 97% tenaga kerja nasional. Hal ini mengindikasikan bahwa keberlangsungan UMKM berbanding lurus dengan daya tahan ekonomi masyarakat terhadap tekanan global.

  1. Pendekatan Inovasi yang Relevan dan Terjangkau

Inovasi yang dibutuhkan dalam sektor UMKM tidak lagi terbatas pada teknologi tinggi atau pengembangan laboratorium. Sebaliknya, inovasi harus hadir di ruang-ruang sederhana seperti warung, lahan tani, dan bengkel rumah. Pendekatan ini mendasari gagasan Innovation with a Soul—sebuah prinsip yang menempatkan inovasi sebagai alat yang menyentuh kebutuhan dasar masyarakat dan memperhatikan nilai-nilai kemanusiaan.

Konsep tersebut didasarkan pada tiga pilar utama: Inovasi, Adaptasi, dan Kolaborasi (3Ion), yang dipandang sebagai formula strategis dalam menjawab tantangan yang tidak bisa diselesaikan dengan solusi konvensional.

  1. Digitalisasi Inklusif sebagai Kunci Pemberdayaan

Meskipun UMKM telah menunjukkan ketangguhannya, tantangan digitalisasi masih menjadi hambatan utama, khususnya dalam hal keterbatasan akses terhadap teknologi dan infrastruktur digital. Oleh karena itu, perlu dibangun ekosistem yang memungkinkan pelaku usaha kecil untuk beradaptasi secara digital tanpa beban biaya tinggi.

  1. Pendekatan Pembangunan Berbasis Desa dan Generasi Muda

Penguatan sektor UMKM juga erat kaitannya dengan pembangunan berbasis desa. Dalam beberapa program nasional, generasi muda dilibatkan secara aktif untuk mengembangkan keterampilan digital, seperti pengelolaan agritech dan pemasaran produk lokal melalui kanal digital. Pendekatan ini tidak hanya menjawab persoalan pengangguran, tetapi juga menciptakan generasi wirausaha baru yang siap menghadapi tantangan abad ke-21.

  1. Transformasi Krisis Menjadi Momentum Kolaboratif

Krisis iklim, inflasi global, dan ketidakstabilan rantai pasok menjadi tantangan yang tidak mungkin dihindari. Namun, pelaku UMKM justru berada pada posisi strategis untuk menjadi bagian dari solusi, terutama dalam konteks ekonomi lokal. Untuk itu, perlu adanya dukungan kebijakan publik yang mendorong pembiayaan hijau, sertifikasi halal, dan penguatan kanal distribusi digital bagi produk-produk UMKM.


UMKM di Asia Tenggara tidak lagi dapat dipandang sebelah mata. Sektor ini telah berkembang menjadi elemen strategis yang mampu merespons krisis global secara lokal, dengan pendekatan berbasis inovasi yang berakar pada realitas sosial masyarakat. Dengan mendorong sinergi antarnegara, membangun digitalisasi yang inklusif, serta memperkuat peran generasi muda di sektor usaha kecil, Asia Tenggara tengah menyusun fondasi ekonomi baru yang lebih tangguh, relevan, dan berkelanjutan.

Ke depan, pelaku UMKM tidak hanya diposisikan sebagai obyek pembangunan, melainkan sebagai subyek transformasi ekonomi yang mampu menjawab tantangan zaman—bukan dengan persaingan, tetapi melalui kolaborasi yang saling menguatkan.

***

ALP/NS

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x