5 Tips Keuangan UMKM Cara Bedakan Untung Bisnis dan Gaji Pribadi

Minggu, 13 Juli 2025 | 08:00 WIB

Ilustrasi - Mengatur keuangan.

LINK UMKM - Masih banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang menghadapi kesulitan dalam mengatur keuangan usahanya. Salah satu masalah utama yang sering terjadi adalah tidak adanya pemisahan yang jelas antara uang pribadi dan uang usaha. Padahal, praktik ini berisiko menimbulkan kebingungan arus kas, kesalahan dalam pencatatan laba, bahkan kebocoran dana.

Untuk membangun bisnis yang sehat dan berkelanjutan, pengelolaan keuangan harus dilakukan secara sistematis sejak awal. Mengatur keuangan usaha bukan sekadar soal mencatat pemasukan dan pengeluaran, tetapi juga soal disiplin, perencanaan, dan transparansi. Berikut ini lima langkah penting yang bisa diterapkan oleh Sobat LinkUMKM agar keuangan bisnis lebih tertata dan keuntungan usaha tidak tercampur dengan kebutuhan pribadi.

  1. Pisahkan Rekening Usaha dan Rekening Pribadi

Langkah pertama yang wajib dilakukan adalah membuka rekening bank khusus untuk bisnis. Pemisahan ini memudahkan Sobat LinkUMKM memantau alur kas, menghitung keuntungan bersih, serta menyiapkan laporan keuangan saat dibutuhkan, termasuk ketika mengajukan pinjaman usaha.

Dengan rekening terpisah, penggunaan dana juga menjadi lebih terkontrol. Sementara jika uang usaha masih bercampur, Sobat LinkUMKM berisiko menggunakan dana bisnis untuk keperluan pribadi tanpa disadari.

  1. Tentukan Gaji untuk Pemilik Usaha

Kebiasaan mengambil uang dari kas bisnis tanpa batas sering terjadi di kalangan Sobat LinkUMKM. Padahal, tindakan ini bisa menyebabkan kebocoran yang sulit dideteksi. Oleh karena itu, penting untuk menetapkan besaran gaji pribadi secara tetap, disesuaikan dengan kemampuan usaha.

Strategi ini tidak hanya membantu menciptakan arus kas yang stabil, tetapi juga membuat pemilik usaha lebih profesional dan disiplin dalam membedakan antara pendapatan bisnis dan kebutuhan pribadi.

  1. Buat Rencana Anggaran Bulanan

Perencanaan anggaran membantu usaha tetap berada dalam jalur yang sehat. Sobat LinkUMKM sebaiknya menyusun rencana pengeluaran bulanan berdasarkan prioritas, seperti alokasi untuk bahan baku, operasional, promosi, hingga tabungan bisnis.

Dengan adanya anggaran, Sobat LinkUMKM bisa mengevaluasi efisiensi penggunaan dana dan mencegah pengeluaran yang tidak penting.

  1. Catat Semua Transaksi, Sekecil Apa Pun

Pencatatan transaksi harian merupakan elemen krusial dalam pengelolaan keuangan. Biaya kecil seperti pulsa, parkir, atau plastik kemasan sering terlewat, namun jika dikumpulkan jumlahnya bisa signifikan.

Mencatat semua transaksi—baik pemasukan maupun pengeluaran—akan membantu menyusun laporan yang akurat dan menjadi dasar dalam pengambilan keputusan keuangan ke depan.

  1. Rutin Lakukan Evaluasi Keuangan

Evaluasi keuangan sebaiknya dilakukan secara berkala, minimal setiap bulan. Proses ini melibatkan pengecekan laporan arus kas, perbandingan dengan anggaran, serta analisis laba rugi. Jika ditemukan pemborosan atau penurunan laba, Sobat LinkUMKM dapat segera mengambil langkah korektif.

Sebaliknya, jika terdapat kelebihan dana, maka bisa dimanfaatkan untuk investasi usaha, seperti peningkatan kapasitas produksi atau pengembangan pemasaran digital.


Manajemen keuangan adalah jantung dari kelangsungan sebuah usaha. Tanpa sistem pengelolaan yang tertata, bisnis berisiko mengalami stagnasi bahkan kerugian. Oleh karena itu, Sobat LinkUMKM perlu mulai menerapkan prinsip-prinsip dasar pengelolaan keuangan, seperti memisahkan rekening, mencatat transaksi secara teliti, hingga menyusun anggaran dan melakukan evaluasi rutin.

Dengan disiplin dan konsistensi, pemilik usaha bisa membedakan mana hasil usaha dan mana yang merupakan gaji pribadi—sebuah langkah penting menuju usaha yang lebih sehat, transparan, dan berkelanjutan.

***

ALP/NS

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x