Digitalisasi Pertanian Perkuat Daya Saing UMKM Ramah Lingkungan
Kamis, 19 Juni 2025 | 12:00 WIB

LINK UMKM - Transformasi digital tak hanya terjadi di sektor industri dan jasa, tetapi juga merambah dunia pertanian, termasuk di kalangan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pemanfaatan teknologi digital dan Internet of Things (IoT) menjadi strategi kunci bagi UMKM pertanian untuk meningkatkan efisiensi produksi, menjaga keberlanjutan lingkungan, dan memperkuat daya saing di pasar domestik maupun global.
Teknologi Digital dan IoT: Membawa Pertanian ke Era Presisi
Digitalisasi pertanian mengandalkan perangkat pintar dan sistem terhubung yang mampu memberikan data real-time tentang kondisi lahan dan tanaman. Beberapa teknologi yang telah diadopsi UMKM pertanian meliputi:
- Sensor Kelembaban Tanah: Memantau kadar air secara otomatis, membantu petani menentukan waktu penyiraman yang tepat.
- Sistem Irigasi Otomatis: Mengalirkan air berdasarkan data sensor tanpa intervensi manual, sehingga menghemat air dan tenaga kerja.
- Pemantauan Pertumbuhan Tanaman Berbasis Aplikasi: Melalui smartphone atau dashboard daring, petani dapat memantau perkembangan tanaman, mendeteksi gejala penyakit lebih awal, dan mengatur jadwal pemupukan secara efisien.
Teknologi ini memfasilitasi precision farming, yaitu praktik pertanian berbasis data untuk mengoptimalkan input dan hasil, mengurangi pemborosan, serta meningkatkan produktivitas lahan.
Dampak Digitalisasi terhadap Produktivitas dan Efisiensi
UMKM yang mengintegrasikan teknologi digital ke dalam praktik pertanian mereka mencatat peningkatan signifikan dalam kinerja usaha. Berdasarkan data yang dikumpulkan dari berbagai pilot project:
- Produksi meningkat hingga 30% berkat manajemen lahan yang lebih presisi dan deteksi dini terhadap masalah tanaman.
- Penggunaan air berkurang sekitar 40% karena irigasi otomatis hanya mengalirkan air sesuai kebutuhan tanaman.
- Penurunan biaya operasional karena efisiensi pemakaian pupuk, air, dan pengurangan tenaga kerja manual.
Selain itu, tanaman yang dihasilkan cenderung lebih seragam dan berkualitas tinggi, membuatnya lebih kompetitif di pasar premium yang mengutamakan kualitas dan keberlanjutan.
Mendukung Praktik Pertanian Ramah Lingkungan
Digitalisasi pertanian tidak hanya mendorong efisiensi, tetapi juga memperkuat praktik pertanian berkelanjutan. Penggunaan data untuk mengontrol input seperti air, pupuk, dan pestisida membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, sekaligus mengurangi emisi gas rumah kaca dari aktivitas pertanian.
Dengan pengendalian yang lebih akurat, penggunaan bahan kimia sintetis dapat ditekan, dan sistem tanam menjadi lebih ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan komitmen banyak UMKM untuk menjalankan model bisnis berbasis green economy dan mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya pada poin ketahanan pangan dan aksi terhadap perubahan iklim.
Transparansi dan Daya Saing Produk UMKM
Teknologi digital juga mendukung aspek transparansi dan traceability (pelacakan asal-usul produk), yang kini menjadi tuntutan pasar modern, terutama pasar ekspor dan ritel besar. Dengan data yang terdokumentasi secara digital, UMKM pertanian dapat menunjukkan proses produksi mereka mulai dari bibit hingga panen, termasuk penggunaan input ramah lingkungan.
Keunggulan ini menjadi nilai tambah dalam pemasaran, karena konsumen semakin peduli terhadap asal-usul produk dan dampaknya terhadap lingkungan. Produk UMKM yang mengusung konsep pertanian presisi dan hijau pun lebih mudah masuk ke pasar organik, pasar ekspor, serta e-commerce agribisnis.
Tantangan dan Prospek Digitalisasi
Meski menawarkan banyak manfaat, proses digitalisasi pertanian masih menghadapi beberapa tantangan, seperti keterbatasan akses terhadap infrastruktur digital di pedesaan, kurangnya pelatihan teknis, serta kebutuhan investasi awal untuk perangkat IoT. Namun, inisiatif dari pemerintah, lembaga riset, dan sektor swasta mulai hadir dalam bentuk program pelatihan, subsidi perangkat, dan inkubasi teknologi pertanian cerdas.
Ke depan, digitalisasi akan menjadi elemen penting dalam pengembangan ekosistem pertanian yang adaptif, efisien, dan berkelanjutan. UMKM yang mampu beradaptasi dengan perubahan ini akan memiliki posisi tawar yang lebih kuat dalam menghadapi tantangan pasar global dan iklim yang terus berubah.
***
ALP/NS



