BRI Catat Portofolio Keuangan Berkelanjutan Terbesar di Indonesia, Tembus Rp796 Triliun
Rabu, 21 Mei 2025 | 11:00 WIB

LINK UMKM - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mencatatkan pencapaian signifikan dalam pengembangan keuangan berkelanjutan (sustainable finance). Hingga akhir kuartal I tahun 2025, total portofolio keuangan berkelanjutan BRI tercatat mencapai Rp796 triliun, menjadikannya sebagai yang terbesar di Indonesia.
Jumlah tersebut mewakili 64,16% dari total pembiayaan BRI, yang terdiri dari social loan senilai Rp700,6 triliun untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), green loan sebesar Rp89,9 triliun yang disalurkan ke sektor Kegiatan Usaha Berwawasan Lingkungan (KUBL), serta investasi pada obligasi berbasis ESG senilai Rp5,5 triliun.
Penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) disebut telah diintegrasikan oleh BRI dalam seluruh aspek bisnisnya. Kebijakan ini, menurut keterangan resmi perseroan, dilandaskan pada keseimbangan antara potensi pertumbuhan bisnis dan dampaknya terhadap lingkungan serta masyarakat. Pendekatan tersebut diposisikan sebagai bagian dari strategi jangka panjang dalam membangun bisnis yang tangguh dan berkelanjutan.
BRI juga disebut secara konsisten menyalurkan pembiayaan ke sektor-sektor strategis yang mendukung transisi menuju ekonomi hijau. Sektor yang dimaksud meliputi proyek energi baru terbarukan, transportasi ramah lingkungan, bangunan berwawasan lingkungan, dan produk eco-efficient. Selain itu, BRI juga telah menetapkan kebijakan ketat terhadap sektor beremisi tinggi seperti batu bara, minyak dan gas bumi, kelapa sawit, serta industri pulp and paper.
Komitmen BRI terhadap keberlanjutan turut tercermin dari perluasan akses pembiayaan inklusif melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Kupedes, yang menyasar pelaku UMKM di berbagai pelosok negeri. Program ini menjadi instrumen utama dalam menciptakan lapangan kerja, memperkuat daya tahan ekonomi lokal, dan mendorong kemandirian usaha.
Sejalan dengan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaan risiko, BRI juga telah melaksanakan Climate Risk Stress Testing (CRST) pada seluruh portofolio pembiayaannya. Langkah ini dilakukan berdasarkan panduan yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melalui metodologi Climate Risk Management and Scenario Analysis (CRMS) yang mulai diadopsi pada 2024. Dalam praktiknya, pemodelan keuangan dilakukan hingga ke tingkat debitur untuk mengukur dampak stres iklim terhadap stabilitas keuangan mereka.
Pihak BRI menyampaikan bahwa integrasi risiko iklim ke dalam kerangka manajemen risiko perusahaan merupakan bagian penting dari upaya menjawab tantangan perubahan iklim, sekaligus menangkap peluang baru dalam ekosistem bisnis berkelanjutan. Pembiayaan berkelanjutan tidak hanya menciptakan nilai ekonomi, tetapi juga mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) secara nyata.
Fokus BRI terhadap keberlanjutan mencakup beberapa aspek utama, antara lain memperluas akses keuangan inklusif, mempercepat transisi energi bersih, serta membangun kapasitas produktif masyarakat melalui pembiayaan yang mendukung UMKM dan usaha berorientasi lingkungan.
Upaya ini juga membawa BRI meraih berbagai pengakuan bergengsi di tingkat nasional maupun internasional. Berdasarkan penilaian lembaga Sustainalytics, skor risiko ESG BRI berhasil diturunkan dari 20,9 pada 2021 (kategori Medium Risk) menjadi 17,8 pada 2024 (kategori Low Risk). Selain itu, MSCI terus mempertahankan peringkat A sejak 2022 hingga 2024, sementara ESG Score dari S&P Global naik menjadi 75, menempatkan BRI pada persentil ke-95 dan menjadikannya bagian dari Sustainability Yearbook Member 2024.
Di dalam negeri, BRI juga dinobatkan sebagai perusahaan publik dengan skor tertinggi dalam ASEAN Corporate Governance Scorecard serta meraih predikat “Most Trusted Company” dari CGPI 2024. BRI tercatat sebagai konstituen tetap dalam indeks FTSE4Good ASEAN 5, SRI-KEHATI, dan IDX ESG Leaders sejak Maret 2021.
Seluruh pencapaian tersebut mempertegas peran strategis BRI dalam mendukung transformasi ekonomi nasional ke arah yang lebih inklusif, hijau, dan bertanggung jawab secara sosial.
***
ALP/NS



