Transplantasi Karang dan Edukasi Wisata Bahari Dorong UMKM Laut Tumbuh di Pulau Kapoposang
Minggu, 18 Mei 2025 | 10:00 WIB

LINK UMKM - Upaya pelestarian laut terus menggeliat di Pulau Kapoposang, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan, Sulawesi Selatan, melalui kegiatan konservasi berbasis masyarakat yang kini berdampak pula pada sektor ekonomi lokal, terutama pelaku UMKM berbasis wisata bahari.
Sejumlah kelompok masyarakat di pulau tersebut telah terlibat aktif dalam menjaga ekosistem laut. Di antaranya adalah kelompok sadar wisata, kelompok rehabilitasi karang, kelompok pengawas masyarakat, hingga pelestari keanekaragaman hayati laut. Mereka bekerja sama dalam menjaga kawasan perairan dari aktivitas penangkapan ikan ilegal, menangani telur penyu, serta melakukan edukasi lingkungan.
Pembentukan kelompok sadar wisata dilaporkan terjadi sejak 2024. Dalam waktu singkat, kelompok tersebut berkembang pesat dengan lebih dari 30 anggota yang berkomitmen menjaga kelestarian laut sekaligus mengembangkan potensi pariwisata. Aktivitas yang mereka tekuni meliputi promosi wisata snorkeling, penyelaman, hingga atraksi budaya lokal, meski pengenalan pulau masih dianggap minim di tingkat nasional.
Kelompok lain yang turut aktif dalam konservasi bawah laut telah bergerak sejak 2019. Upaya mereka dimulai sebagai respons atas kerusakan terumbu karang akibat praktik penangkapan ikan yang merusak. Kelompok ini secara rutin melakukan pemantauan terhadap ekosistem di kawasan Taman Wisata Perairan Kapoposang sebagai bentuk komitmen terhadap pelestarian sumber daya laut.
Masyarakat di pulau tersebut juga disebut mendapat dukungan dari sebuah program pelestarian lingkungan laut yang mulai digelar sejak 2023. Program ini mengedepankan kegiatan transplantasi karang, pelatihan pertolongan pertama di laut, hingga pemberian sertifikasi pemandu wisata kepada anggota masyarakat lokal. Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini dilakukan melalui kolaborasi antara pihak masyarakat, pemerintah pusat, dan lembaga-lembaga pendukung konservasi lingkungan.
Para peserta program diketahui telah memperoleh berbagai keterampilan baru yang dinilai penting untuk membuka peluang pariwisata berkelanjutan di wilayah pesisir. Tidak hanya dari sisi teknis penyelaman atau pelestarian ekosistem, program ini juga memberikan sertifikasi resmi untuk mendukung pengembangan profesi pemandu wisata selam.
Pelaksanaan kegiatan konservasi di Pulau Kapoposang juga mencakup upaya pemulihan ekosistem melalui transplantasi 1.500 fragmen karang dengan 100 unit media tanam berbentuk reef star di area seluas 1.000 meter persegi. Selain itu, pelatihan selam bersertifikasi nasional dan internasional telah diberikan kepada puluhan peserta, termasuk pelatihan pertolongan pertama dan penyelamatan laut.
Perlengkapan selam turut disediakan agar masyarakat dapat memanfaatkannya dalam kegiatan wisata, di samping pelaksanaan aksi-aksi edukatif seperti pelepasan tukik, pembersihan pantai, dan penyelamatan penyu. Semua aktivitas tersebut menjadi bagian dari komitmen jangka panjang dalam menjaga kelestarian ekosistem laut serta sebagai respons terhadap tantangan perubahan iklim.
Pulau Kapoposang sendiri menjadi salah satu dari empat lokasi utama pelaksanaan program konservasi laut secara nasional. Sejak 2023, kegiatan serupa juga dilaporkan telah menyasar wilayah lain seperti Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, dan Nusa Tenggara Barat, menjangkau lebih dari 50 kelompok masyarakat lokal serta melibatkan lebih dari 5.000 fragmen karang dalam area konservasi seluas 0,44 hektar.
Kegiatan pelestarian ini tidak hanya menyasar aspek ekologi, tetapi juga ekonomi. Peningkatan kapasitas masyarakat lokal, khususnya pelaku usaha kecil berbasis wisata bahari, diharapkan mampu menciptakan rantai nilai ekonomi baru di sektor kelautan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
***
ALP/NS



