38,1 Juta UMKM Telah Gunakan QRIS, Bukti Nyata Akselerasi Digitalisasi Pembayaran
Jumat, 9 Mei 2025 | 11:00 WIB

LINK UMKM - Digitalisasi sistem pembayaran terus menunjukkan tren positif di kalangan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Data Bank Indonesia mencatat sebanyak 38,1 juta UMKM telah menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) hingga akhir triwulan I tahun ini. Jumlah ini menyumbang porsi terbesar dari total 56,3 juta merchant QRIS yang tercatat di seluruh Indonesia.
Deputi Direktur Departemen Ekonomi Keuangan Inklusif dan Hijau Bank Indonesia, Sri Noerhidajati, menyampaikan bahwa volume transaksi QRIS dalam periode yang sama telah mencapai 2,6 miliar. Ia menyebut hal tersebut sebagai indikasi kuat bahwa pelaku usaha kecil semakin siap menghadapi transformasi digital.
QRIS Jadi Pintu Masuk UMKM ke Sistem Keuangan Formal
Menurut Sri, digitalisasi merupakan kunci untuk memperkuat ketahanan dan daya saing UMKM. Pemanfaatan teknologi tidak hanya memperluas jangkauan pasar, tetapi juga membuka akses pada sistem keuangan yang sebelumnya sulit dijangkau.
“Melalui QRIS, UMKM bisa bertransaksi lebih efisien dan terdigitalisasi. Transaksi yang terekam secara real-time memberi kemudahan bagi lembaga keuangan untuk menilai kelayakan usaha,” jelasnya.
Ia menambahkan, data arus kas yang tercatat dari transaksi QRIS bisa menjadi dasar bagi perbankan dan lembaga pembiayaan dalam memberikan kredit. Dengan begitu, pelaku usaha kecil memiliki peluang lebih besar untuk mengakses pembiayaan formal yang selama ini menjadi tantangan utama.
Dorong Inklusi Lewat Inovasi QRIS Tap
Bank Indonesia juga tengah mendorong implementasi QRIS Tap, sistem pembayaran berbasis sentuh yang dirilis pada Maret 2025. Meski masih terbatas pada sejumlah merchant, teknologi ini diyakini akan mempercepat inklusi digital di sektor UMKM jika diterapkan lebih luas.
Sri menekankan bahwa perluasan akses keuangan digital akan menjadi fondasi bagi pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Oleh karena itu, pihaknya terus mendukung inisiatif yang bisa memperluas adopsi sistem pembayaran digital di berbagai lapisan pelaku usaha.
Kredit UMKM Masih Rendah, Insentif Bank Ditingkatkan
Di sisi lain, Bank Indonesia juga menyoroti rendahnya pertumbuhan kredit UMKM yang pada Maret 2025 hanya tumbuh 1,95 persen secara tahunan (year-on-year). Sebagai respons, insentif seperti Kemudahan Likuiditas Makroprudensial (KLM) dan pengurangan giro wajib minimum ditawarkan kepada bank yang berhasil menyalurkan pembiayaan kepada UMKM sesuai target rasio inklusi.
Kebijakan tersebut diharapkan menjadi pendorong bagi sektor perbankan agar lebih aktif dalam mendukung pendanaan bagi usaha kecil. Dengan dukungan regulasi dan teknologi, UMKM diharapkan dapat terus bertumbuh sebagai pilar utama ekonomi nasional.
***
ALP/NS



