Meningkatkan Literasi Keuangan di 23 Kota Tertinggal untuk Masa Depan Ekonomi yang Lebih Baik

Selasa, 11 Februari 2025 | 10:00 WIB

Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Tirta Segara

LINK UMKM -  Terdapat 23 kota di Indonesia yang masih menghadapi tantangan besar dalam hal literasi keuangan. Meskipun sebagian besar wilayah sudah mulai mendapatkan perhatian terkait pentingnya pengelolaan keuangan yang baik, kota-kota tersebut masih terbilang tertinggal dalam hal pemahaman tentang produk keuangan, perencanaan keuangan pribadi, dan pengelolaan anggaran yang efektif. Untuk itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah merancang serangkaian langkah strategis guna mengatasi ketimpangan ini dan memastikan bahwa literasi keuangan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat, termasuk mereka yang tinggal di daerah yang lebih terpencil.

Menurut OJK, meskipun Indonesia secara keseluruhan sudah menunjukkan kemajuan dalam hal literasi keuangan, masih ada sejumlah kota yang belum sepenuhnya terjangkau program edukasi dan pelatihan keuangan. Kota-kota yang terletak di wilayah tertentu, terutama di luar pusat-pusat ekonomi besar, sering kali tidak mendapatkan cukup akses terhadap informasi yang dibutuhkan untuk memahami dan mengelola keuangan pribadi dan usaha. Hal ini dapat berpengaruh pada kemampuan masyarakat untuk membuat keputusan finansial yang tepat, yang sangat penting dalam mencapai kesejahteraan ekonomi.

Untuk mengatasi masalah tersebut, OJK merencanakan beberapa langkah strategis yang akan dijalankan dalam waktu dekat. Langkah pertama adalah memperkuat program edukasi literasi keuangan yang lebih spesifik dan terfokus di 23 kota yang belum mendapatkan manfaat maksimal dari program-program sebelumnya. OJK akan menggandeng lembaga keuangan, baik perbankan maupun non-perbankan, untuk turut serta dalam program penyuluhan yang akan melibatkan masyarakat secara langsung. Melalui seminar, pelatihan, dan lokakarya, masyarakat akan diberi pemahaman mengenai pentingnya perencanaan keuangan, pengelolaan utang, hingga cara memanfaatkan produk keuangan yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Selain itu, OJK juga berencana untuk memanfaatkan teknologi sebagai alat untuk mendekatkan literasi keuangan kepada masyarakat. Dalam era digital seperti sekarang, penggunaan aplikasi mobile, website, dan media sosial menjadi salah satu kanal yang sangat efektif untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Oleh karena itu, OJK akan memperkenalkan platform digital yang mudah diakses oleh masyarakat untuk mendapatkan informasi terkini tentang produk keuangan, tips pengelolaan keuangan pribadi, serta peraturan yang perlu diketahui terkait jasa keuangan. Dengan demikian, meskipun berada di daerah yang lebih terpencil, masyarakat tetap bisa mengakses informasi yang relevan dan memperdalam pengetahuan keuangan mereka.

Salah satu fokus utama dari program literasi keuangan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya perencanaan keuangan jangka panjang. Di banyak kota yang tertinggal, banyak orang yang masih kesulitan dalam mengatur pengeluaran, menabung, dan berinvestasi. Oleh karena itu, OJK menilai pentingnya edukasi yang membahas cara-cara yang sederhana namun efektif untuk mengelola keuangan pribadi, seperti membuat anggaran bulanan, memisahkan kebutuhan dan keinginan, serta menabung untuk masa depan.

Program ini juga bertujuan untuk mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap lembaga keuangan yang tidak terdaftar atau rentenir, yang sering kali menawarkan bunga tinggi dan merugikan konsumen. Melalui peningkatan literasi keuangan, masyarakat diharapkan dapat lebih cerdas dalam memilih produk keuangan yang aman dan menguntungkan, serta lebih berhati-hati dalam bertransaksi.

Lebih lanjut, OJK juga berencana untuk menjalin kerja sama dengan lembaga pendidikan seperti universitas dan sekolah-sekolah di daerah-daerah tersebut, guna memastikan bahwa generasi muda mendapatkan pemahaman yang cukup tentang pengelolaan keuangan sejak dini. Dengan melibatkan sektor pendidikan, OJK berharap agar pembelajaran tentang literasi keuangan dapat menjadi bagian dari kurikulum yang lebih luas dan menjadi bekal bagi generasi mendatang dalam menghadapi tantangan ekonomi.

Secara keseluruhan, langkah-langkah ini diharapkan dapat mempercepat tercapainya pemerataan literasi keuangan di seluruh Indonesia, termasuk di 23 kota yang saat ini masih kekurangan akses terhadap edukasi finansial yang memadai. OJK yakin, dengan peningkatan literasi keuangan yang merata, masyarakat akan memiliki kemampuan untuk membuat keputusan finansial yang lebih baik, yang pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif, stabil, dan berkelanjutan bagi Indonesia kedepannya.

***

NS/ALP

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x