Tren Bisnis Laundry di 2025 di Seminar Laundry Innovation Summit 2024
Kamis, 5 Desember 2024 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Seminar bisnis bertajuk "Laundry Innovation Summit (LIS) 2024" dijadwalkan akan diadakan pada 9-10 Desember 2024 di Thamrin Nine Ballroom, Jakarta. Acara ini akan menghadirkan berbagai informasi mengenai dunia bisnis laundry, pemasaran, dan teknologi terbaru, yang akan disampaikan oleh para ahli di bidangnya.
Apik Primadya, CEO PT Apique Group dan penyelenggara LIS 2024, menjelaskan bahwa bisnis laundry di Indonesia masih memiliki potensi besar untuk dijajaki oleh calon pengusaha. Menurutnya, terdapat berbagai jenis bisnis laundry yang berkembang di tanah air, seperti laundry kiloan, laundry satuan, laundry koin, laundry hotel, dan laundry rumah sakit. Ia menekankan bahwa meskipun pasar laundry cukup besar, perilaku pasar telah mulai berubah, yang perlu diperhatikan oleh para pengusaha yang ingin terjun ke bisnis ini.
Apik menyebutkan bahwa acara ini ditargetkan untuk calon pengusaha laundry, pengusaha laundry yang sudah ada, serta investor yang tertarik pada sektor ini. Ia berharap para peserta seminar akan memperoleh wawasan mengenai perkembangan bisnis laundry pada tahun 2025, termasuk proyeksi mengenai jenis pasar yang akan berkembang dan wilayah mana yang akan menjadi pusat pertumbuhannya.
Dalam rangkaian acara LIS 2024, seminar akan diisi oleh interaksi langsung dengan enam CEO dari berbagai bidang. Mereka adalah CEO Top Coach Indonesia, Tom Mc Ifle Founder dan Presiden Human Plus Institute, Armala, CEO Start Your Content Academy, Victoria Wong, CEO KasiSolusi, Deryansha Azhary, Founder Yahya and Yahya, Helmy Yahya, serta Founder dan CEO Apique Group, Apik Primadya. Para pembicara ini akan memberikan wawasan mengenai bisnis laundry dan cara-cara menghadapinya di era digital.
Selain seminar, acara LIS 2024 juga akan dilengkapi dengan pameran booth yang menampilkan berbagai produk dan teknologi terbaru di bidang laundry. Helmy Yahya, Founder Yahya dan Yahya, menambahkan bahwa bisnis laundry kini semakin didorong oleh generasi milenial, yang merupakan pasar potensial yang memiliki kebutuhan untuk menggunakan jasa laundry. Ia juga mencatat bahwa bisnis laundry tetap terbuka lebar bagi mereka yang ingin berinvestasi, baik dalam bentuk laundry satuan maupun koin, yang juga dapat membuka peluang lapangan kerja bagi mereka yang terkena pemutusan hubungan kerja.
Tom Mc Ifle juga menambahkan bahwa meskipun bisnis laundry terbilang mudah dijalankan, setiap pengusaha perlu memiliki pengetahuan yang memadai untuk mengelola bisnis ini dengan baik.
Dengan adanya acara ini, diharapkan dapat memberikan pemahaman lebih mendalam tentang prospek bisnis laundry dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk menghadapinya di masa depan.
***
NS/SKA