Mendorong UMKM untuk Naik Kelas di Tengah Tantangan Kelas Menengah
Rabu, 30 Oktober 2024 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Indonesia dilaporkan berhasil mempertahankan stabilitas ekonomi meskipun dihadapkan pada perlambatan ekonomi global, ketegangan geopolitik, serta ancaman perubahan iklim dan pandemi. Arif Budimanta, yang menjabat sebagai Sekretaris Satgas UU Cipta Kerja dan Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, menyatakan bahwa tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia telah mencapai 0% pada tahun 2024, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan penurunan signifikan sejak 2014.
Arif menjelaskan bahwa persentase penduduk miskin ekstrem telah menurun dari 6,18% menjadi 0,83%, yang setara dengan sekitar 2,3 juta orang pada Maret 2024. Ia menekankan bahwa Indonesia dapat dianggap telah berhasil keluar dari belenggu kemiskinan ekstrem menurut teknik dan standar internasional.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia, menurut Arif, tetap stabil dan inklusif, dengan mencakup distribusi yang lebih adil serta pertumbuhan di kalangan golongan menengah ke bawah. Tingkat pengangguran pada tahun 2024 juga dilaporkan mencapai angka terendah dalam dua dekade terakhir, yaitu 4,82%.
Arif menambahkan bahwa kunci keberhasilan ini terletak pada konsumsi rumah tangga dan dukungan pemerintah terhadap usaha mikro dan kecil melalui UU Cipta Kerja. Ia menegaskan pentingnya UU Cipta Kerja dalam menciptakan sistem perekonomian yang inklusif dan afirmatif.
Tina Talisa, Ketua Pokja Sinergi Substansi dan Sosialisasi Satgas UU Cipta Kerja, juga menekankan pentingnya mendorong UMKM untuk berpartisipasi di sektor formal. Langkah tersebut diharapkan dapat memberikan perlindungan bagi pekerja melalui penerapan upah minimum dan jaminan kerja. Namun, Tina mengakui bahwa tantangan berupa akses internet yang tidak merata masih ada.
Riza Damanik, Wakil Ketua Pokja Strategi Sosialisasi Satgas UU Cipta Kerja dan Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM, menambahkan bahwa terdapat tiga hal yang perlu dipercepat untuk memperkuat UMKM di masa depan, yaitu inovasi teknologi, digitalisasi, dan integrasi UMKM ke dalam rantai pasok perekonomian.
Kemitraan antara usaha kecil dan besar dianggap penting untuk memudahkan akses UMKM ke dalam rantai pasok, yang telah diakomodasi dalam UU Cipta Kerja. Riza menekankan bahwa UMKM seharusnya dipandang sebagai sumber utama perekonomian, bukan sekadar penyangga.
Hilirisasi produk ekonomi rakyat, seperti hasil perikanan dan rumput laut, juga dinilai dapat meningkatkan pendapatan secara signifikan. Riza menyebutkan bahwa hilirisasi produk ekonomi kerakyatan dapat meningkatkan pendapatan hingga 13 kali lipat.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan UMKM dapat naik kelas dan memberikan kontribusi yang lebih besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
***
IN/NS