Upaya KemenKop UKM Mendorong Pertumbuhan UMKM Melalui KUR Agregator
Kamis, 10 Oktober 2024 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Kementerian Koperasi dan UKM (KemenKop UKM) sedang berupaya untuk mendorong Kredit Usaha Rakyat (KUR) kepada pengepul yang mendukung bisnis dengan cara memudahkan pengelolaan dan meningkatkan efisiensi operasional, yang juga dikenal sebagai agregator. Upaya ini dimaksudkan untuk memperkuat ekosistem Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Pelaksana Tugas Deputi Bidang UKM KemenKop UKM, Temmy Satya Permana, mengungkapkan harapannya bahwa melalui KUR Agregator, usaha mikro dapat meningkat kualitasnya melalui rantai pasok yang lebih tinggi.
Diketahui bahwa sejauh ini, program KUR belum mengakomodir kebutuhan para agregator. Padahal, ada kebutuhan mendesak akan pembiayaan insentif untuk mereka. Oleh karena itu, KemenKop UKM merumuskan KUR Agregator dengan nilai di atas Rp 500 juta. Temmy menjelaskan bahwa diharapkan KUR ini bisa menampung dan menjadi off-taker bagi usaha mikro yang menjadi bagian dari rantai pasok agregator. Tugas agregator, menurutnya, adalah menjembatani usaha mikro dengan usaha besar dan menengah.
Lebih lanjut, Temmy menjelaskan bahwa dorongan untuk KUR Agregator ini muncul dari fakta bahwa usaha mikro tidak bisa maju langsung ke pasar, apalagi hingga ke ekspor, tanpa peran penting dari agregator. Ia menggarisbawahi pentingnya memberikan subsidi kepada kredit menengah, dengan alasan bahwa jika mereka mendapatkan pendanaan yang lebih murah, mereka akan mampu memberikan nilai lebih kepada rantai pasoknya dan usaha mikro, tanpa harus menekan harga beli dari supply chain.
Temmy juga menambahkan bahwa KUR Agregator diperlukan untuk menciptakan ekosistem UMKM yang lebih kokoh. Usaha mikro diketahui lebih rentan terhadap pembayaran dan memiliki daya tahan yang lebih lemah dibandingkan pelaku usaha kecil menengah. Dalam hal ini, Temmy menyimpulkan bahwa ada faktor risiko yang diambil alih oleh pelaku usaha kecil dan menengah untuk membina dan mengayomi rantai pasok usaha kecil mereka.
Akhirnya, Temmy menekankan bahwa jika KUR Agregator berhasil dilaksanakan, ini akan menjadi langkah penting untuk menarik usaha mikro agar dapat naik kelas. Ia menambahkan bahwa KUR Agregator ini juga akan memastikan kualitas produk UMKM, karena agregator akan melakukan kurasi dan pembinaan terhadap kualitas barang yang disetor oleh usaha mikro. Oleh karena itu, usaha mikro diharapkan untuk memenuhi standar yang ditetapkan oleh agregator agar agregator dapat lebih mudah berurusan dengan pasar.
Dengan demikian, inisiatif KemenKop UKM ini diharapkan dapat memperkuat posisi UMKM di Indonesia dan mendorong pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
***
IN/NS