Pentingnya Literasi Digital: Melindungi UMKM dan Konsumen Indonesia
Jumat, 20 September 2024 | 08:00 WIB

LINK UMKM - Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, menekankan pentingnya edukasi dan literasi bagi konsumen di pasar ekonomi digital. Ia menyatakan bahwa tujuan dari edukasi tersebut adalah agar konsumen di Tanah Air tidak mudah tertipu oleh produk impor yang murah, yang ternyata tidak lebih baik dibandingkan produk dalam negeri.
Teten menjelaskan bahwa konsumen di pasar online sering kali tergiur oleh produk impor karena harganya yang murah, sehingga banyak dari mereka tertipu dengan kualitas produk tersebut. Ia meyakini bahwa jika konsumen Indonesia terus diberikan edukasi dan literasi dengan baik, pemasaran produk-produk lokal yang berkualitas akan meningkat.
Ia juga mengakui bahwa perkembangan ekonomi digital yang pesat telah mengakibatkan persaingan yang semakin ketat, terutama dengan perusahaan besar dan platform e-commerce internasional. Teten menambahkan bahwa hal ini menimbulkan tantangan, terutama terkait praktik harga predatory.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa dominasi produk impor di platform digital menjadi isu utama, dengan sekitar 90% barang yang dijual berasal dari impor. Kondisi ini mengurangi kesempatan bagi UMKM lokal untuk bersaing di pasar global. Teten mengungkapkan bahwa pemerintah berupaya melindungi UMKM melalui penerapan Permendag Nomor 31 Tahun 2023, yang bertujuan memberikan perlindungan komprehensif bagi UMKM di era ekonomi digital.
Sebagaimana diketahui, laporan tentang Pemberdayaan UMKM pada 2022 menunjukkan bahwa digitalisasi telah memberikan manfaat besar bagi peningkatan kinerja usaha UMKM. Ia mengungkapkan bahwa penjualan meningkat rata-rata 84,2%, efektivitas operasional meningkat 73%, perluasan pasar mencapai 62,8%, dan efisiensi biaya sebesar 50,7%.
Oleh karena itu, Menkop UKM berharap sektor swasta, termasuk Grab Indonesia, untuk tetap konsisten mengutamakan produk dalam negeri dan berkolaborasi lebih erat dengan pelaku UMKM, pemerintah, dan sektor swasta lainnya.
Dalam kesempatan yang sama, Managing Director Grab Indonesia, Neneng Goenadi, menyatakan bahwa pihaknya akan terus fokus pada langkah edukasi dan literasi untuk membantu para pelaku UMKM dalam memasarkan produk di platform digital yang aman, cepat, dan mampu menjangkau pasar yang luas. Ia menjelaskan bahwa ini termasuk berbagai pelatihan strategi dan pemasaran dalam upaya mendukung pengembangan UMKM.
Neneng menambahkan bahwa sejak 2020, saat pandemi COVID-19, telah tercipta sebanyak 2,3 juta peluang kerja di aplikasi Grab dan sebanyak Rp1 triliun telah tersalurkan bagi 25 ribu pelaku UMKM melalui aplikasi Grab Modal. Ia menegaskan bahwa Grab akan terus meningkatkan langkah dan upaya tersebut agar lebih banyak pelaku UMKM dapat naik kelas dan mampu bersaing di pasar ekspor. Selain itu, ia juga mengapresiasi kolaborasi dengan Kemenkop UKM selama lima tahun terakhir dalam mendukung pemberdayaan UMKM di Indonesia melalui digitalisasi.
Neneng menggarisbawahi bahwa kolaborasi tersebut dimulai sejak pandemi COVID-19 pada 2020 dan berlanjut hingga saat ini, di mana bisnis UMKM mengalami pertumbuhan yang signifikan melalui digitalisasi dan pemasaran online.
***
MIN/AHS



