Dari UMKM ke Skala Besar: Naik Kelas dengan JNE Capai Omzet Miliaran

Sabtu, 24 Agustus 2024 | 11:00 WIB

Ilustrasi UMKM Ethos

LINK UMKM - Sudah lebih dari sembilan tahun berlalu, namun Ahmad Subarkah masih mengingat dengan jelas rutinitas hariannya. Hampir setiap hari, ia datang lebih awal ke kantor CV Family Herbal sebelum para karyawan tiba. Ia tidak ragu untuk menyapu ruangan kantor milik kakaknya, Mukit Hendrayatno.

Ahmad Subarkah juga terlibat langsung dalam mengangkat dan mengangkut barang-barang ke perusahaan pengiriman JNE, yang dipercaya untuk mendistribusikan produk kepada konsumen. Proses ini memerlukan perjuangan, terutama di awal perjalanan usaha, dan tidak terjadi secara instan.

Sebagai UMKM yang mengandalkan pemasaran digital, Family Herbal mempekerjakan sekitar 10 orang. Pada tahun-tahun awal, mereka memasarkan produk melalui Google Ads dan Facebook Ads dengan biaya antara Rp1.000 hingga Rp2.000. Family Herbal menjual produk herbal dengan bekerja sama dengan CV Bumi Wijaya, sebuah usaha produk herbal.

Menurut informasi yang diberikan oleh Ahmad Subarkah, CV Bumi Wijaya mendapat dukungan dari Loka Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Purwokerto. Bumi Wijaya juga merupakan hasil kolaborasi antara Pak Mukit dan Pak Tatang, yang keduanya merupakan pengusaha dari Cilacap. Bumi Wijaya didirikan pada saat situasi yang kurang menguntungkan, ketika produk jamu berbahan kimia obat (BKO) sedang marak di Cilacap.

Bumi Wijaya bertujuan untuk me-rebranding jamu produksi Cilacap, yang sebelumnya terpuruk karena reputasinya yang buruk akibat BKO. Salah satu produk yang dihasilkan adalah herbal yang berbahan baku ikan, madu, dan sidat. Produk herbal ini menggunakan bahan-bahan lokal, terutama dari Cilacap, dengan ikan dan sidat yang melimpah serta madu yang berasal dari beberapa daerah.

Untuk mendukung citra baru jamu yang berbahan baku herbal, Bumi Wijaya membentuk sebuah organisasi bernama Perkumpulan Pelaku Jamu Alami Indonesia (PPJAI), yang masih aktif hingga sekarang. Ahmad Subarkah menegaskan bahwa mereka ingin menjadikan Cilacap sebagai daerah penghasil jamu alami dan menjaga citra jamu alami tetap terjaga.

PPJAI melakukan gebrakan besar dengan menyelenggarakan event meminum jamu terbanyak yang tercatat di rekor MURI pada tahun 2018. Sejak 2015, mereka telah berusaha membangun citra jamu dengan produk yang inovatif. Untuk meningkatkan penjualannya, mereka memperkuat digital marketing.

Usaha Family Herbal berhasil karena produk herbal diterima dengan baik oleh pasar. Untuk mempercepat perkembangan perusahaan dalam dunia digital marketing, pemilik mendatangkan para ahli dari berbagai kota besar seperti Jakarta dan Bandung untuk mengembangkan organisasi.

Ahmad Subarkah diminta oleh Pak Mukit untuk membangun perusahaan yang lebih besar, sementara usaha lama tetap dipertahankan sebagai unit usaha. Pada tahun 2019, ia mulai merintis pendirian PT Ethos Kreatif Indonesia, dan usaha awal Family Herbal tetap dipertahankan. Perusahaan ini memulai dengan sekitar 50 pekerja.

Menurut Ahmad Subarkah, perusahaan mengalami kemajuan yang signifikan dengan digital marketing yang semakin berkembang, sehingga penjualan produk meningkat. Pada periode 2019-2020, omzet bulanan perusahaan berhasil mencapai Rp1 miliar hingga Rp2 miliar. Produk-produk herbal yang dijual meliputi susu etawa, ubi irut, madu, dan lainnya, dengan pemasaran yang mencakup hampir seluruh Indonesia.

Jumlah karyawan yang awalnya 50 orang meningkat menjadi sekitar 600 pada tahun 2021 dan mencapai 1.000 pada tahun berikutnya. Saat ini, Ethos memiliki 1.500 karyawan, dengan 70% di antaranya adalah generasi Z. Omzet bulanan perusahaan kini mencapai miliaran, bahkan belasan miliar.

Generasi Z di Ethos bekerja berbasis digital, membuat konten untuk media sosial seperti Facebook, Instagram, dan TikTok. Mereka juga memiliki divisi live untuk interaksi langsung dengan konsumen. Ahmad Subarkah menambahkan bahwa Ethos mendapat apresiasi dari Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Cilacap pada tahun 2024 karena ketaatan membayar pajak.

Selain itu, Ethos memiliki sekitar 20 ribu mitra dari berbagai daerah, termasuk petani irut, peternak lebah madu, dan pembudidaya sidat, untuk menggerakkan sektor riil. Ahmad Subarkah menegaskan pentingnya pengiriman yang handal, dan kerja sama dengan JNE yang telah berlangsung hampir 10 tahun tetap menjadi andalan mereka.

Branch Manager JNE Cilacap, Bagus Indra Zulfikar, mengungkapkan bahwa selama 10 tahun kerja sama dengan Ethos, mereka telah melihat perkembangan pesat dari usaha kecil menjadi besar. JNE mengirimkan sekitar 1.000 paket dari Cilacap setiap hari, dengan total pengiriman hampir 6.000 paket setiap hari di seluruh Indonesia.

Bagus Indra menambahkan bahwa JNE mendukung UMKM seperti Ethos dan berencana untuk menyinergikan kegiatan di masa depan. Ethos juga menyalurkan dana CSR untuk berbagai kegiatan, termasuk penyediaan sayuran, pengobatan gratis, dan pelatihan digital marketing.

Digital Marketing Bootcamp yang diselenggarakan Ethos sejak November 2020 telah melatih lebih dari 800 peserta dalam berbagai bidang. Salah satu peserta, Anggi Gian Saputra, mengaku bahwa bootcamp sangat membantu generasi Z dengan memberikan pengetahuan pemasaran digital yang bermanfaat.

Bagus Indra mengungkapkan bahwa mungkin di masa depan ada kegiatan yang bisa disinergikan antara JNE dan Ethos. Ethos, sebagai contoh, menunjukkan bagaimana sebuah usaha kecil dapat berkembang pesat dan mencapai skala nasional dengan cita-cita yang lebih tinggi untuk mendunia.

***

NNA

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x