Kemenkop UKM Komitmen Bantu UMKM Naik Kelas Lebih Cepat Menuju Visi Indonesia Emas 2045

Jumat, 16 Agustus 2024 | 13:00 WIB

Ilustrasi Gedung Kemenkop UKM

LINK UMKM - Kementerian Koperasi dan UKM (Kemenkop UKM) berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) sebagai langkah strategis untuk mendukung visi Indonesia Emas 2045. Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM, Yulius, menekankan bahwa saat ini UMKM mendominasi lebih dari 99% unit usaha di Indonesia. Namun, banyak pelaku UMKM yang masih belum terhubung ke rantai pasok industri, serta kekurangan akses terhadap inovasi teknologi dan pembiayaan.

Yulius menjelaskan bahwa untuk mencapai target Indonesia Emas 2045, yakni peningkatan pendapatan per kapita menjadi US$30.300 atau setara dengan Rp475 juta per tahun, diperlukan perubahan signifikan dalam struktur usaha UMKM—dari mikro menjadi kecil, dan dari kecil menjadi menengah. Saat ini, pendapatan per kapita nasional masih berada pada angka US$4.900.

Dalam sambutannya pada acara Simposium Hari UMKM Nasional dan MSME Innovation Expo 2024 di Jakarta, Senin (12/8), Yulius  mengaku bahwa tantangannya memang besar, terutama dalam menghadapi krisis pangan, krisis ekonomi, krisis iklim, dan krisis geopolitik global.  Acara tersebut mengangkat tema "UMKM Maju Berkelanjutan Menuju Indonesia Emas 2045."

Yulius menekankan pentingnya menciptakan ekosistem yang mendukung UMKM untuk berdaya saing dan berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Salah satu strategi utama adalah memastikan UMKM dapat terhubung dalam rantai pasok industri besar. Peran dan kolaborasi dari berbagai pihak sangat penting untuk melengkapi ekosistem usaha rakyat agar dapat tumbuh dan terhubung dalam rantai pasok industri nasional dan global. Kolaborasi yang luas dan sinergi antara berbagai pihak akan mempercepat proses UMKM naik kelas.

Kemenkop UKM telah merumuskan tujuh strategi untuk transformasi sektor UMKM dan koperasi guna mempercepat pencapaian visi Indonesia Emas 2045. Strategi tersebut meliputi:

  1. Memperluas Akses dan Inovasi Pembiayaan Usaha: Mengoptimalkan akses UMKM terhadap sumber pembiayaan dan inovasi finansial.
  2. Meningkatkan Peran UMKM dalam Rantai Nilai Industri: Memastikan UMKM terlibat dalam rantai pasok industri yang lebih luas.
  3. Pemanfaatan Hasil Riset dan Teknologi: Mendorong penggunaan teknologi dan hasil riset untuk meningkatkan kualitas usaha.
  4. Perlindungan dan Resiliensi Usaha: Menjamin perlindungan bagi UMKM dan membangun ketahanan terhadap berbagai risiko.
  5. Penerapan Prinsip Berkelanjutan: Mengintegrasikan prinsip keberlanjutan dalam operasional usaha.
  6. Pengembangan Kewirausahaan Inklusif: Memfasilitasi kewirausahaan yang melibatkan berbagai lapisan masyarakat.
  7. Penguatan UMKM Halal dan Koperasi Syariah: Mendukung UMKM dan koperasi yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah.

Ketua Umum Asosiasi Business Development Services Indonesia (ABDSI), Cahyadi Joko Sukmono, juga menegaskan pentingnya UMKM sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Untuk mencapai Indonesia Emas 2045, UMKM perlu meningkatkan kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Cahyadi menyoroti peran penting aggregator—baik dari pemerintah, swasta, maupun pemerintah desa—dalam mendampingi UMKM dan mempercepat perubahan status dari informal ke formal serta dari mikro ke kecil atau menengah. Solusi yang diusulkan adalah memperkuat peran aggregator, seperti koperasi dan pemerintah daerah, untuk mendukung UMKM secara lebih efektif.



***

NNA

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x