Strategi BRI Menuju Pertumbuhan Kredit Ganda
Minggu, 10 Maret 2024 | 08:00 WIB
LINK UMKM - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, atau BRI, telah berkomitmen untuk terus menjadi pendorong utama dalam pertumbuhan ekonomi nasional, terutama dalam mendukung Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Dilansir dari Kumparan.com, BRI memiliki target pertumbuhan kredit pada tahun 2024 yang mencapai angka dua digit, yaitu sekitar 10-11 persen dibandingkan tahun sebelumnya (year on year/yoy). Direktur Utama BRI, Sunarso, menyatakan bahwa perseroan telah merancang strategi untuk mendorong pertumbuhan kredit secara agresif pada tahun 2024.
Strategi tersebut difokuskan pada UMKM, bahkan masuk ke segmen ultra mikro. Hal ini tercermin dalam pendirian Holding Ultra Mikro (UMi) sebagai sumber pertumbuhan baru bagi BRI.
Komitmen BRI untuk pertumbuhan yang berkelanjutan telah mendapat tanggapan positif dari para investor, dengan target harga saham BRI diproyeksikan mencapai Rp 6.800/saham menurut analis Buana Capital Sekuritas, James Stanley Widjaja.
Para analis memperkirakan bahwa pencapaian ini akan didorong oleh pendapatan dari pertumbuhan kredit, kontribusi yang lebih besar dari Kupedes, pengendalian biaya, dan normalisasi biaya kredit.
Pada akhir tahun 2023, BRI berhasil meningkatkan penyaluran kredit sebesar 11,2 persen yoy menjadi Rp 1.266,4 triliun, melampaui pertumbuhan kredit industri perbankan nasional. Fokus BRI pada UMKM tercermin dalam porsi kredit UMKM yang mencapai 84,38 persen dari total kredit.
BRI juga baru-baru ini menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2024 di Jakarta, di mana perseroan menyetujui pembagian dividen sebesar Rp 48,10 triliun atau Rp 319 per saham. Dividen ini meningkat 10,59 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Total dividen tersebut termasuk dividen interim yang telah dibagikan sebelumnya kepada pemegang saham. Sisa dividen tunai yang akan dibayarkan adalah sekitar Rp 35,43 triliun atau Rp 235 per saham. BRI juga akan menyetorkan sebagian dividen kepada Rekening Kas Umum Negara, mengingat kepemilikan negara atas saham sebesar 53,19 persen.
***
FF/NKS