Kegigihan Novi Gunarsanti Mengantarkan Viko Collection ke Pameran di Jepang

Jumat, 8 Maret 2024 | 08:00 WIB

Ilustrasi Novi Gunarsanti Pemilik Viko Collection (Kompas.com)

LINK UMKM - Aroma terapi adalah produk dengan target pasar yang unik. Selain memberikan keharuman pada ruangan, banyak orang menggunakannya untuk relaksasi. Hal ini membuat bisnis aroma terapi memiliki peluang yang menjanjikan.

Novi Gunarsanti, pemilik Viko Collection, merasakan peluang ini sejak tahun 2001. Saat itu, ia masih bekerja di perusahaan lain dan mendapatkan tamu dari Austria yang membutuhkan aroma terapi. Kesulitan sang tamu dalam menemukan produk tersebut di Indonesia menjadi inspirasi bagi Novi untuk memulai bisnisnya. Novi memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan mendirikan Viko Collection di Bantul, Yogyakarta. Kecintaannya terhadap seni juga menjadi faktor yang mendorongnya dalam bisnis ini.

"Saya memang menyukai hasil karya yang berbau seni. Contohnya, dalam bisnis aroma terapi ini, seninya terletak pada tungku tempat menaruh aroma terapinya. Saya buat dan lukis sendiri dari tanah liat," ujar Novi saat diwawancarai Kompas.com di INACRAFT 2024.

Viko Collection menawarkan aroma terapi dengan harga terjangkau, mulai dari Rp 30.000 untuk aromanya dan Rp 50.000 hingga Rp 100.000 untuk alatnya. Tersedia 24 varian aroma yang bisa dipilih, seperti jasmin tea, lavender, orange, lemon, hingga pepermin.

Novi menjelaskan bahwa aroma terapi bermanfaat untuk menyegarkan tubuh. Contohnya, ketika lelah pulang kerja, kita bisa menyalakan aroma terapi dengan aroma yang sesuai selera. Namun, perlu diingat bahwa aroma terapi tidak menyembuhkan penyakit. Manfaatnya lebih kepada sugesti yang muncul dari menghirup aroma yang disukai, sehingga tubuh terasa lebih nyaman.

Novi mengembangkan bisnisnya secara manual, mulai dari pembuatan aroma terapi hingga alat pelengkapnya. Berkat keunikan produknya yang dibuat manual tanpa mesin, Novi terpilih sebagai salah satu dari empat peserta terpilih dari 600 anggota yang berkesempatan untuk memamerkan produknya di Tokyo Gift Show 2003 tanpa biaya administrasi.

Viko Collection dimulai Novi dengan modal awal Rp 30 juta. Modal tersebut digunakan untuk membeli bahan baku, merekrut karyawan, dan meningkatkan kapasitas produksi. Pada masa kejayaannya, Viko Collection mampu meraih omzet hingga Rp 300 juta per bulan. Namun, pandemi Covid-19 memberikan dampak pada bisnisnya, dan omzetnya menurun. Meskipun begitu, Novi tetap bersemangat untuk membangkitkan usahanya. Ia ingin membuka lebih banyak lapangan pekerjaan dan terus bermanfaat bagi orang lain.

Sobat LinkUMKM, kisah inspiratif Novi Gunarsanti bisa menjadi motivasi untuk mengembangkan bisnis. Dengan semangat dan kerja keras, Sobat LinkUMKM bisa membawa UMKM Naik Kelas dan menjadi bagian penting dari pembangunan ekonomi Indonesia.

***

FF/NAH

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x