LPEI Dukung Ekspor Produk Home Decor dan Kerupuk dari Jawa Timur

Rabu, 14 Februari 2024 | 08:00 WIB

Perajin kerupuk ikan di Gresik binaan LPEI (Kompas.com)

LINK UMKM -  Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) bekerja sama dengan pemerintah Provinsi Jawa Timur menginisiasi pembentukan tiga kluster baru di Desa Devisa di Bojonegoro dan Gresik, dengan fokus pada produk kerajinan home decor, produk rotan, dan kerupuk. 

Dilansir dari Kompas.com, dalam kerangka program ini, LPEI akan memberikan pendampingan serta pelatihan kepada 640 perajin dari 22 desa di Bojonegoro dan Gresik, yang termasuk dalam tiga kluster Desa Devisa. Tujuan dari pendampingan program Desa Devisa adalah untuk meningkatkan kesejahteraan dan memperluas akses pasar ekspor, yang pada akhirnya diharapkan akan meningkatkan pendapatan masyarakat desa tersebut.

Ilham Mustafa, Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI, menyatakan bahwa lebih dari 70% dari para perajin yang terlibat dalam program ini adalah perempuan. Ia mengungkapkan bahwa kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing produk lokal secara global dan berdampak positif secara sosial, lingkungan, dan berkelanjutan. LPEI akan terus memberikan dukungan teknis kepada perajin, termasuk penerapan standar produksi ekspor, benchmarking ke pabrik-pabrik yang telah berhasil memasuki pasar internasional, dan mengajak mitra binaan untuk berpartisipasi dalam pameran internasional seperti Ambiente di Jerman.

Klaster Bojonegoro dan Gresik memiliki fokus produk yang berbeda. Misalnya, Desa Devisa Bojonegoro menghasilkan kerajinan home decor unik dari limbah kulit jagung yang diolah oleh 65 perajin, yang banyak di antaranya adalah ibu-ibu. Mereka telah dilatih untuk mengubah limbah kulit jagung tersebut menjadi lampu hias, dekorasi dinding, dan cermin dinding. Para perajin ini mampu menghasilkan berbagai produk home decor hingga 5.000 barang per bulan dengan harga jual antara Rp40.000,00 hingga Rp200.000,00 per produk. Mitra binaan LPEI, CV Grandis Home, akan mengambil produk tersebut untuk dijual di pasar ekspor di Belanda dan Korea Selatan.

Sementara itu, Desa Devisa Rotan di Gresik, yang berpusat di Desa Domas, telah dikenal sejak tahun 1994 sebagai produsen kerajinan rotan seperti kursi, meja, dan produk anyaman lainnya. Sekitar 350 perajin, di mana 70% di antaranya adalah perempuan, memproduksi berbagai kerajinan rotan sesuai keinginan pembeli, baik dari segi desain modern maupun klasik. Produk-produk ini dipasarkan oleh Koperasi Produsen Kriya Giri Sejahtera, mitra binaan LPEI, untuk diekspor ke Jepang.

Program ketiga fokus pada Desa Devisa Kerupuk Ikan yang dikelola oleh BUMDes Pahala di Sidayu, Gresik, Jawa Timur. Sekitar 225 perajin kerupuk di BUMDes Pahala mengolah ikan segar menjadi kerupuk. Untuk menjaga kualitas dan rasa kerupuk, perajin menggunakan lebih banyak komposisi ikan, di mana satu kilogram kerupuk membutuhkan dua kilogram ikan segar. Pendampingan dari LPEI kepada Desa Devisa Kerupuk Ikan bertujuan untuk membantu produk ini menembus pasar ekspor ke Thailand, Malaysia, dan Belanda dalam waktu dekat.

***

KOK/NKS

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x