Berkat Kekuatan Fundamentalnya BRI Optimistis Meraih Prestasi di Tahun 2024
Jumat, 5 Januari 2024 | 08:00 WIB
LINK UMKM - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) memiliki fundamental yang kuat yang mencerminkan kondisi likuiditas yang baik, sehingga. kami sangat optimis dapat bertahan dalam lingkungan bisnis di tahun 2024. Direktur BRI Sunarso mengakui likuiditas perekonomian saat ini sedang ketat.
Dilansir dari Tempo.co - Namun, industri perbankan masih dalam jangkauan untuk mendorong pertumbuhan. Selain itu, per September 2023 memiliki rasio likuiditas yang baik khusus BRI. Hal ini tercermin dari rasio pinjaman terhadap simpanan (LDR) BRI yang sebesar 87,76 persen. Dia mengatakan angka-angka ini menunjukkan bank masih memiliki ruang untuk tumbuh.
“Karena menurut saya BRI sebaiknya mengelola LDR pada level antara 90% hingga 92%. Di atas 92% itu sudah tinggi; Kalau di bawah menurut saya sebaiknya lakukan hal berikut: Pertama, tingkatkan kelayakan kredit Anda. Hal ini untuk memastikan likuiditas yang dimiliki perbankan dapat disalurkan secara efektif dan produktif kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman,” ujarnya.
Lanjut Sunarso, sebaliknya rasio kecukupan modal (CAR) BRI atau rasio kecukupan modal sebesar 27,48 persen. Rasio ini lebih dari berarti Faktanya, CAR hanya diperlukan sekitar 17,5 persen untuk menutupi seluruh risiko yang terkait dengan peraturan Basel II. Dengan demikian, menurutnya perseroan masih mempunyai surplus modal sebesar CAR 27,48 persen. Oleh karena itu, Sunarso menyimpulkan perseroan tidak membutuhkan tambahan modal hingga lima tahun ke depan jika BRI hanya mewajibkan “mengeluarkan” tambahan CAR sebesar 2% setiap tahunnya
“Pertumbuhan yang agresif bisa terjadi tanpa memerlukan peningkatan modal. Saya pikir ini mungkin yang paling penting. Oleh karena itu, saya menyimpulkan posisi likuiditas BRI baik-baik saja dan dapat terus mendorong kredit, tercermin dari LDR yang masih relatif rendah. Modal juga sangat tinggi untuk memfasilitasi peminjaman dan sepenuhnya cukup untuk menutupi pertumbuhan,” tegasnya.
Optimisme di Dunia Perbankan Lebih lanjut Sunarso menjelaskan, optimisme yang dirasakan BRI cenderung juga dirasakan di industri perbankan, meski likuiditas sedang ketat. Sunarso yang juga Ketua Umum Himpunan Bank-Bank Negara (Himbara) mengatakan LDR bank-bank BUMN sangat aman karena pada September 2023 akan berada pada kisaran 89,31% dan tidak melebihi 92%. Hal ini ditopang oleh pertumbuhan kredit Himbara yang mencapai 10,94%. Bahkan BRI sendiri memperkirakan pertumbuhan kredit sebesar 12,5 persen per tahun pada September 2023, atau lebih cepat dibandingkan pertumbuhan kredit industri perbankan (sekitar 8 persen).
Sunarso juga menyampaikan bahwa likuiditas meningkat tajam pada masa pandemi COVID-19 pada tahun 2021 dan 2022, dengan rata-rata likuiditas pasar perbankan melebihi Rp700 triliun. Namun pada periode Januari-Oktober 2023 rata-ratanya hanya Rp 564 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa likuiditas perbankan memang sedang ketat. Meski begitu, dia mengatakan masih ada potensi untuk mendorong pertumbuhan dalam batas tertentu. Pertumbuhan kredit Himbara terbukti masih berpotensi mengungguli rata-rata perbankan.
“Persaingan antar bank tidak bisa dihindari dalam hal pembiayaan, persaingan sangat perlu kita dorong. Tetapi kita harus memastikan likuiditas ini tidak terkonsentrasi pada beberapa bank saja,” tutupnya.
***
FF/NKS