Kisah Ahmad Mengolah Kakao Gunung Kidul Menjadi Coklat
Minggu, 31 Desember 2023 | 08:00 WIB
LINK UMKM -
Salah satu daerah penghasil kakao yang terkenal di Indonesia adalah Desa Ngulanggeran, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Yogyakarta. Luas lahan perkebunan desa ini adalah 10,5 hektar atau setara dengan 4.000 pohon kakao. Desa Ngulangelang mampu menghasilkan kakao hingga 20 ton per tahun.
Dilansir dari Kompas.com - Namun pemilik Omar Cocoa, Ahmad, mengatakan komunitas terbesarnya hanya memiliki lahan seluas 2.000 hektar dengan sekitar 7.000 pohon kakao, namun hanya sekitar 3.000 pohon yang berbuah.
Omar Cocoa Doga Untuk meningkatkan penjualan, Ahmad berupaya memanfaatkan potensi desa dengan mengolah kakao menjadi coklat siap saji. Sejak tahun 2017 telah menjual produk olahan kakao dengan nama produk Omar Cacao Doga.
“Dulu kami hanya menjual biji kakao kering. Tapi begitu ada pengolahan, harga produk kakao naik. Kakao fermentasi harganya Rp 60.000 per kg, tapi kalau menjual kakao mentah harganya Rp 60.000 per kg. Harganya hanya Rp 20.000 per kilogram,” kata Ahmad.
Lebih lanjut Ahmad menyatakan, pihaknya dapat mengolah kakao menjadi dua jenis produk, yaitu coklat bubuk dan lemak coklat. Mengolah 3 kg kakao menjadi 1 kg bubuk membutuhkan biaya Rp 250.000. Sedangkan 5 kilogram biji kakao menghasilkan 700 gram lemak, dan harga per kilogramnya Rp 175.000.
LPEI diresmikan sebagai Desa Dagang Devisa Kakao Gunung Kidul Mengingat besarnya potensi ekspor yang dimiliki desa tersebut, maka LPEI membuka Desa Dagang Devisa Kakao Ngunung Kidul pada tanggal 19 Mei 2023. LPEI menyelenggarakan program pelatihan dan pendampingan.
Desa Devisa Gunung Kidul didirikan atas kerja sama Kementerian Keuangan Pertama (PT SMF & LPEI) dan Koperasi Amana Doga Sejatera untuk mendorong pertumbuhan ekonomi desa dan kesejahteraan masyarakat desa. Kemitraan dengan Monier Chocolate Pak Ahmad mengatakan, pihaknya saat ini bermitra dengan salah satu merek coklat ternama di luar negeri yaitu Monier Chocolate of Switzerland yang dimiliki oleh Pak Vincent.
Ahmad senang bekerja dengan Vincent. Karena coklat yang dibuatnya diberi label “Gungung Kidul”, maka dengan jujur ia mengklaim bahwa bahan baku coklatnya berasal dari daerah Gunung Kidul. Perantara Menjadi Kendala Pak Ahmad mengatakan salah satu kendala kelompoknya dalam menjalankan usaha ini adalah adanya perantara.
***
LMP/NKS