BRI menciptakan sinergi bagi globalisasi UMKM
Sabtu, 9 Desember 2023 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Masih banyak tantangan dalam globalisasi sektor UMKM khususnya segmen mikro dan ultra mikro. Sinergi kolaboratif antara pihak swasta dengan pemerintah dan lembaga diperlukan untuk mendongkrak kinerja UMKM serta meningkatkan daya saing dan daya saingnya di kancah internasional. Hal tersebut diungkapkan Leonard Theosabrata, Presiden dan Direktur LPP-KUKM (SMESCO Indonesia) dalam diskusi. “Brillianpreneur Smart Chat Eps.2” dilaksanakan pada hari Jumat, 8 Desember 2023, di sela-sela rangkaian kegiatan UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023 di Jakarta.
Dilansir dari Tempo.co - Pak Leo menyampaikan, terdapat sekitar 65 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia yang menerima dukungan UMKM dan segmen ultramikro dominan. Pangsa pasarnya sebesar 95,5% didominasi oleh segmen mikro dan ultra mikro. Sementara itu, segmen mikro dan ultra mikro masih memiliki kebutuhan mendasar untuk mengembangkan dan meningkatkan kelas bisnisnya: ketahanan. Persyaratan ketahanan tersebut antara lain pasokan yang baik, harga yang stabil, permintaan pasar yang stabil, serta pembiayaan yang murah dan mudah/terjangkau. Karena persyaratan yang berbeda, perlakuan terhadap segmen usaha mikro dan ultra mikro juga berbeda dengan kelas usaha tersebut di atas, yaitu usaha kecil dan menengah.
Harus kita lakukan bersama-sama, tanggung jawab untuk memastikan UMKM masuk kelas ini ada pada 22 kementerian/lembaga, sehingga semua otoritas perlu dan sedang dalam proses. Hal serupa juga terjadi antara sektor swasta dan pemerintah. “Itu sudah dilakukan, tapi perlu dilakukan dalam skala yang lebih besar,” ujarnya Di sisi lain, pelaku ekonomi kecil dan menengah relatif tangguh sehingga memiliki kebutuhan yang berbeda-beda, lanjutnya.
Oleh karena itu, mereka diperlakukan berbeda. Jika penanganan segmen usaha mikro dan ultra mikro cukup rendah untuk memenuhi kebutuhan pokok yaitu daya tahan. Mengatasi segmen kecil dan menengah kini menjadi semakin menuntut dan kebutuhan yang semakin berkembang meliputi Inkubasi. LEO juga menyebutkan bahwa para pelaku UMKM yang berhasil mendaftar dan mengikuti ajang BRILLIANTPRENEUR merupakan UMKM terpilih dan sudah sukses sehingga relatif termotivasi untuk bersaing di pasar global.
Namun, masih banyak usaha kecil dan menengah yang berjuang untuk menjadi yang teratas, dan banyak juga pemain di dunia ekonomi yang berupaya menuju masa depan. “Ide segmentasi mikro dan segmentasi ultra mikro adalah yang penting ada penerima dan ada pembeli. Apakah branding dan pemasaran itu fundamental. Jawabannya terletak antara "ya" dan "tidak". Kita perlu mendukung mereka dengan alat yang tepat, dan salah satu elemen kunci yang sering kita diskusikan secara menyeluruh adalah pendanaan,” katanya.
Menurut Leo, pembiayaan murah saja tidak cukup bagi pelaku UMKM, khususnya di segmen mikro dan ultra mikro. Namun Anda juga memerlukan pembiayaan yang mudah, sehingga aksesnya juga mudah Hal ini sejalan dengan model bisnis segmen mikro dan ultra mikro yang bekerja untuk masa depan. “Sekalipun uangnya murah, tidak ada gunanya jika tidak mudah. Mahal tapi mudah digunakan. Karena teman kecilmu mungkin hanya membutuhkan satu (pinjaman) per hari. Makanya banyak orang yang menggunakan pinjol (pinjaman online),” ujarnya.
Sementara itu, sebagai bank pemberdayaan UMKM, BRI terus menegaskan komitmennya untuk membawa sektor UMKM dan ultra mikro tanah air ke tingkat yang lebih tinggi dan melanjutkan pembangunan berkelanjutan. Oleh karena itu, pembiayaan yang mudah dan cepat kepada UMKM menjadi salah satu perhatian utama BRI. Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan, komitmen BRI terhadap segmen UMKM dan Ultra Mikro juga diperkuat dengan keberadaan Holding Ultra Mikro yang didirikan BRI bersama PT Pegadiaan dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM).
Holding Ultra Mikro tidak hanya memberikan layanan pembiayaan, tetapi juga menciptakan ekosistem yang membantu pengembangan segmen usaha Ultramikro sehingga dapat berekspansi ke usaha mikro, kecil, dan menengah. Oleh karena itu, pembinaan, dukungan bisnis, peningkatan keterampilan, literasi digital, penguatan dan perluasan akses pasar menjadi beberapa program yang dilakukan induk usaha. “Melayani dan memberdayakan UMKM bukan hanya sekedar bisnis, tapi yang lebih penting adalah memberikan kesejahteraan sosial,” lanjut Sunarso.
Terkait BRILIANPRENEUR, program ini merupakan salah satu inisiatif konkrit BRI sebagai lembaga keuangan yang bertanggung jawab memajukan usaha kecil dan menengah di Indonesia. Tahun ini BRI juga akan menyelenggarakan pameran UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR yang ke 5 dengan mengusung tema “Crafting Global Connection” atau membangun koneksi global. Acara UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR diselenggarakan sebagai sarana pencocokan bisnis antara UMKM Indonesia dengan konsumen luar negeri, yang bertujuan untuk menumbuhkan dan mengembangkan pelaku UMKM serta meningkatkan ekspor nasional.
Tahun ini BRI mengundang 700 UMKM terpilih dalam pameran tersebut. Acara dibuka oleh Bapak Joko Widodo, Presiden RI, pada hari Kamis tanggal 7 Desember 2023 dan ditutup resmi oleh Dirjen BRI Sunarso, pada hari Minggu tanggal 10 Desember 2023. Event tahun ini mampu mencatatkan trade engagement melalui business match senilai $81,3 juta atau Rp1,26 triliun (asumsi kurs Rp15.500 hingga $1). Nilai ini dicapai setelah melakukan 243 pertandingan bisnis. Target awalnya adalah $80 juta. Pencocokan bisnis dilakukan oleh 86 pembeli dari 30 negara. Sasaran awalnya adalah 80 pembeli dari 25 negara. Negara asal pembeli antara lain Australia, Kanada, Taiwan, Singapura, Malaysia, dan Uni Emirat Arab. Nilai keterlibatan transaksi pencocokan bisnis mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Pada tahun 2019, nilai pencocokan bisnis mencapai $33,5 juta, meningkat menjadi $57,5 juta pada tahun 2020 dan kembali menjadi $72,1 juta pada tahun 2021. Sementara itu, nilainya diperkirakan mencapai $76,7 juta pada tahun 2022
***
LMP/NKS