Kisah Artisa yang Merintis Bisnis Daur Ulang

Senin, 18 Desember 2023 | 08:00 WIB

Ilustrasi Artisa Founder Tiga Mata Sapi saat acara SEMASAQU (Kompas.com)

LINK UMKM -  Berdasarkan data dari Program Lingkungan Perserikatan Banga-Bangsa (UNEP) menyebutkan, Indonesia merupakan negara penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah China. Sementara itu, menurut data Kebijakan dan Strategi Nasional Pengelolaan Sampah (Jaktranas) dalam Peraturan Presiden Nomor 97 Tahun 2017, proyeksi timbulan sampah pada 2025 mencapai 70,8 juta ton. Jumlah tersebut meningkat 7,6 persen dari tahun 2017 dengan 65,8 juta ton sampah. Sampah masih menjadi salah satu masalah yang belum teratasi. Terlebih lagi sampah plastik yang sangat sulit terurai.

Artisa, seorang wanita berusia 28 tahun yang mengambil peluang usaha dengan mendaur ulang produk yang ia jual untuk membantu mengurangi sampah dan menamakan usahanya “Tiga Mata Sapi”. Dilansir dari Kompas.com, Artisa mengatakan saat di acara SEMASAQU di The Brickhall, Fatmawati City Center, Jakarta Selatan “Saya merintis usaha Tiga Mata Sapi sejak tahun 2016 bersama ibu dan dibantu oleh mbak Yuli dalam menjahit dan inventori produk. Brand kita memang fokus terhadap lingkungan.”

Arti Tiga Mata Sapi memiliki makna menurut Artisa, Tiga Mata Sapi adalah nama merek yang terinspirasi dari hewan peliharaannya, yaitu anjing yang ia beri nama Sapi. Di samping itu, Artista juga sangat menyukai angka tiga dan telur. Untuk itu, dirinya menamakan usahanya Tiga Mata Sapi.  Produk Tiga Mata Sapi diproses secara handmade yang memakan waktu lama demi memberikan produk yang berkualitas kepada konsumen. “Prosesnya lama, karena kita harus mencari bahan dahulu, membuat pola, dan menjahitnya satu per satu. Semua hal harus dirancang sebelum proses pembuatan,” ujar Artisa.

Namun demikian, Artisa mengaku bersyukur karena dibantu oleh teman-temannya yang di Yogyakarta dalam menjahit produk yang membutuhkan mesin jahit khusus. Tantangan menyampaikan pesan lewat produk sebagai ilustrator, Artisa berharap, semua hal yang ia gambar atau tulis di produknya, bisa tersampaikan secara maksimal ke konsumen. “Tantangannya yaitu, apakah mereka paham dengan pesan saya dan apakah mereka bisa tercerahkan melalui gambar yang saya buat?,” ungkap Artisa. Tantangan lainnya, dalam membuat produk daur ulang, rupanya juga akan menciptakan limbah sisa dari pembuatan daur ulang, sehingga perlu solusi untuk meminimalisirnya. “Kami mencoba meminimalisir limbah tambahan yang dihasilkan dari pembuatan produk kami. Semoga kami bisa menemukan cara untuk menggapai efisiensi itu,” ujar Artisa. Baca juga: Simak Strategi Memulai Usaha Toko Oleh-oleh “Saya berharap, usaha ini berjalan dengan baik dan semoga orang senang melihat produk kami. Saya juga ingin memberikan dampak yang baik lebih banyak untuk bumi,” tutup Artisa.

Sobat LinkUMKM yang sedang merintis usaha atau ingin mengembangkan kreativitas semoga dapat terinspirasi dari kisah Artisa. Semoga kisah ini dapat memberikan semangat dan wawasan baru dalam perjalanan Sobat LinkUMKM!

***

LMP/FF

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x