LINK UMKM -  Wiraswasta adalah orang yang memiliki keterampilan dalam mendapatkan penghasilan lebih dari usaha yang dikerjakan. Wiraswasta pada era sekarang dapat dikatakan penting, banyaknya pencari kerja ketimbang lowongan pekerjaan membuat banyak orang yang menganggur. Sebagian orang ingin mencoba membangun bisnis, namun tidak memiliki keberanian untuk memulainya. Sehingga, Sobat LinkUMKM harus mengajarkan kepada anak sejak dini tentang jiwa wiraswasta agar ketika dewasa, anak-anak akan memiliki keberanian, keterampilan dan kepercayaan diri dalam membangun sebuah bisnis. Melansir dari Tempo.co berikut ini empat cara menanamkan jiwa berusaha pada anak:

1. Ajarkan bahwa semua barang memiliki harga

Beri pembelajaran bahwa setiap barang yang dimiliki oleh anak mempunyai harga untuk mendapatkan barang tersebut. Memang agak sulit menghargai barang yang anak miliki karena belum memahami nilai dari sebuah uang yang dikeluarkan untuk membeli barang tersebut. Namun, ketika belajar dengan sabar dan telaten, anak perlahan akan memahami hal tersebut dan akan menghargai semua hal..

2. Ajarkan bahwa anak perlu berusaha dalam mendapatkan hal yang diinginkan

Berikan pembelajaran tentang bagaimana mendapatkan hal yang diinginkan anak. Memberikan pemahaman proses mendapatkan uang mulai dari bekerja dan berjualan. Sobat LinkUMKM dapat membiasakan anak sejak kecil untuk melakukan pekerjaan kecil di rumah untuk memberikan uang jajan hingga mengajarkan anak untuk menabung.

3. Berikan pemahaman mengenai kebutuhan

ajarkan tentang prioritas dan kegunaan dari barang. Ajarkan mana barang yang jadi keinginan dan kebutuhan sehari-hari. Dengan demikian, anak akan memahami kata “tidak” saat Sobat LinkUMKM mengatakannya.

4. Ajak untuk berbagi

Ajarkan anak untuk berbagi sejak dini, berikan pemahaman bahwa ada orang lain yang lebih membutuhkan. Caranya dapat dengan menyisihkan uang jajannya untuk beramal atau membantu orang yang kesulitan.

Sobat LinkUMKM juga dapat mendorong jiwa wiraswasta anak dengan mengajarkan berjualan barang-barang yang tidak terpakai lagi. Hal tersebut dapat menjadi contoh yang berharga dalam anak memahami nilai suatu uang, barang dan usaha yang dibutuhkan.

***

LMP/PTH