Makanan Jadul Yang Hampir Hilang
Rabu, 18 Oktober 2023 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Hari demi hari semakin banyak jenis makanan baru yang muncul dan disukai oleh banyak orang terutama generasi milenial. Banyaknya kombinasi dari berbagai makanan pun tak luput berpartisipasi dalam tren ini. Sehingga makanan tradisional yang dulunya menjadi primadona menjadi tersingkirkan. Hal tersebut membuat makanan tradisional atau jadul mulai hilang dari peredaran dan sulit ditemukan. Melansir dari Kumparan.com jajanan jadul yang hampir punah berikut ini:
- Kue rangi khas Jakarta
Jajanan khas Betawi ini terbuat dari tepung sagu dan kelapa yang dipanggang pada cetakan dengan bahan bakar arang. Kue rangi kemudian diberi gula merah. Jajanan ini dulunya mudah ditemukan dimana-mana pada sore hari, banyak pedagang yang menjajakan kue khas Betawi ini.
- Clorot khas Purworejo
Clorot adalah kue basah dari Purworejo berbahan dasar tepung beras dan gula merah yang dibungkus dengan janur dan dikukus. Tidak semua orang mahir membuat jananan ini karena membutuhkan kehati-hatian dalam menuang adonan ke wadah janur. Wadah janur juga harus diikat dengan kuat dan benar agar adonan tadi tidak berantakan. Cara menyantapnya pun unik, Sobat LinkUMKM dapat menekan bagian janur yang lancip dan nantinya jajanan ini akan keluar dengan sendirinya.
- Geblek khas Yogyakarta
Jajanan khas dari daerah di Yogyakarta yaitu Kulon Progo. Mempunyai tekstur jajanan yang gurih dan renyah. Bahan pembuatannya menggunakan tepung tapioka dan bawang putih dan dibentuk seperti angka 8.
- Dodongkal khas Jakarta/Jawa Barat
Jajanan asal Jakarta ini populer di Jawa Barat. Dodongkol atau dongkal disajikan diatas daun pisan dan didampingi dengan parutan kelapa. Adonan dodongkol mirip seperti kue putu akan tetapi bentuknya seperti gunung berlapis gula aren. Dodongkal dapat menjadi pelengkap Sobat LinkUMKM ketika menyantap teh di sore hari.
- Jaja bendu khas Bali
Jajanan terakhir ini berasal dari pulau bali. Bendu adalah sebutan yang biasa orang bali berikan pada Jaja bendu. Campuran tepung ketan, parutan kelapa, gula dan lainnya berpadu, dan disajikan di atas daun pisang. Jajanan ini masih dapat ditemui pada acara pernikahan masyarakat Bali walaupun sudah agak sulit ditemukan.
***
LMP/PTH