Keuangan Aman di Tengah Resesi
Rabu, 7 Juni 2023 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Pandemi Covid-19 telah melemahkan ekonomi Indonesia dan negara terancam resesi. Pertumbuhan ekonomi negatif sudah terjadi, dan jika terus berlanjut, Indonesia resmi akan terjerumus ke dalam resesi. Untuk mengatasi kemerosotan ekonomi selama resesi ini, penting bagi orang untuk mengelola keuangan mereka dengan bijak. Salah satu dampak resesi adalah tingginya inflasi yang menyebabkan harga komoditas naik. Oleh karena itu, berbagai langkah dapat diambil untuk mengatasi krisis ekonomi.
Dilansir dari Kompas.com, langkah pertama adalah memastikan Anda memiliki cadangan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan di masa depan sehingga Anda tidak perlu berhutang saat membutuhkan sesuatu. Ketika harga bahan makanan pokok meningkat, penting untuk mengelola anggaran bulanan dengan baik dan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu.
Sangat penting untuk mengurangi hutang. Jika Anda mampu membelinya, Anda harus segera melunasi hutang Anda agar tidak menjadi beban dalam situasi keuangan yang sulit. Selain itu, lebih baik menunda kredit, terutama kredit konsumsi, karena masa depan ekonomi tidak dapat diprediksi dan risiko kehilangan pekerjaan tetap ada.
Dalam keadaan ekonomi normal, maksimal utang adalah 30 persen dari pendapatan bulanan, 10 persen untuk tabungan atau investasi, 10 persen untuk asuransi, dan sisanya untuk konsumsi. Namun, dalam situasi ekonomi yang lemah, porsi utang dan konsumsi perlu dikurangi dan disalurkan ke tabungan. Dalam situasi darurat, penting untuk meningkatkan tabungan. Mengurangi konsumsi dan hutang serta meningkatkan tabungan adalah tindakan yang harus dilakukan. Karena durasi krisis tidak dapat diprediksi, peningkatan tabungan menjadi prioritas.
Dalam menghadapi resesi ekonomi, penting untuk mengikuti pedoman ini untuk menjaga stabilitas keuangan pribadi. Dengan tindakan pencegahan keuangan yang cerdas, orang dapat bertahan dan mengatasi tantangan resesi ini.
***
GN/FF