LINK UMKM - Seiring dengan mereda nya pandemi COVID-19, para pedagang takjil di Indonesia berharap dapat memperoleh omzet jutaan rupiah per hari saat Ramadan tiba. Ramadan adalah bulan suci dalam agama Islam di mana umat Muslim berpuasa selama sebulan penuh, dan para pedagang takjil memanfaatkan kesempatan ini untuk berjualan makanan dan minuman kecil untuk berbuka puasa.

Namun, pandemi COVID-19 telah mengubah cara berjualan takjil bagi para pedagang. Dilansir dari Kumparan sebelum pandemi, para pedagang biasanya membuka tenda atau kios di tepi jalan atau di dekat masjid untuk menarik pengunjung. Namun, dengan adanya pembatasan sosial dan penerapan protokol kesehatan selama pandemi, cara berjualan ini menjadi tidak efektif.

Untuk mengatasi hal ini, sebagian besar pedagang takjil telah beralih ke penjualan secara online. Mereka menggunakan platform seperti media sosial dan aplikasi pesan instan untuk mempromosikan produk mereka dan menerima pesanan dari pelanggan. Hal ini memungkinkan para pedagang untuk mencapai pasar yang lebih luas dan memaksimalkan omzet mereka.

Namun, pedagang takjil menghadapi beberapa tantangan dalam mempromosikan produk mereka secara online. Salah satu tantangan tersebut adalah persaingan yang semakin ketat di dunia maya. Dengan banyaknya pedagang takjil yang beralih ke penjualan online, persaingan untuk menarik perhatian pelanggan menjadi semakin sulit. Oleh karena itu, para pedagang harus kreatif dalam mempromosikan produk mereka dan menawarkan harga yang bersaing.

Meskipun demikian, para pedagang takjil tetap optimis dapat memperoleh omzet jutaan rupiah per hari saat Ramadan tiba. Mereka percaya bahwa dengan memanfaatkan platform online dengan baik dan menawarkan produk berkualitas, pelanggan akan tetap datang dan membeli takjil mereka. Bagi para pedagang, Ramadan bukan hanya tentang mendapatkan keuntungan finansial, tetapi juga tentang memberikan layanan terbaik kepada pelanggan dan memperkuat hubungan dengan mereka.

***

(EBE/GH)