Ini Alasan Mengapa Mobil di Indonesia Menggunakan Setir Kanan
Rabu, 22 Februari 2023 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Indonesia memakai setir mobil di kanan meskipun lebih banyak Negara menerapkan setir mobil di kiri. Beberapa orang mungkin ada yang menanyakan hal tersebut. Pernahkah kamu bertanya mengapa mobil di Indonesia menggunakan setir kanan? Hal tersebut ternyata tidak melulu soal aturan, melainkan dilandasi pula dari sejarah panjang era penjajahan. Faktanya, saat ini hanya 35 persen Negara di dunia mengadopsi posisi mengemudi mobil setir kanan, seperti di Indonesia. Sedangkan 65 persen Negara lainnya mengadopsi setir kiri.
Sejarahnya, Indonesia menerapkan aturan setir kanan dan berjalan di sisi kiri tak lepas dari pengaruh penjajahan Inggris dan Belanda. Inggris diketahui menerapkan aturan berkendara di lajur kiri. Pada awalnya, Belanda yang pertama datang pada 1596 juga mengenalkan setir di sisi kanan kepada masyarakat Hindia-Belanda saat itu. Namun, ketika Napoleon dari Perancis menjajah Belanda, Negara itu kemudian mengubah haluan, yakni menerapkan setir di sisi kiri.
Namun demikian, konsep kemudi atau setir di sebelah kiri itu tidak diikuti oleh Indonesia. Sebab, usai Belanda hengkang, Indonesia dijajah oleh Jepang, yang juga menerapkan konsep setir di sisi kanan dengan lajur kiri. Sehingga, Indonesia pun tetap mempertahankan mengemudi di sisi kanan dengan lajur kiri atau left-driving hingga sekarang.
Kamu perlu memahami lajur kanan dan kiri memiliki sejarah yang panjang. Jalur kiri menurut sejarah, tercipta karena ksatria pada jaman dulu kebanyakan memegang pedangnya dengan tangan kanan, ini dikatakan lebih mudah menjangkau musuh ketika berkuda.
Sedangkan lajur kanan mulai popular setelah revolusi Perancis, sebagai symbol perlawanan terhadap Kerajaan. Napoleon yang pertama kali menerapkan peraturan jalur kanan di Perancis saat itu.
Lalu baru pada abad ke-19 Napoleon hampir berhasil menguasai seluruh Eropa. Hingga pada akhirnya, dia menyebarluaskan aturan jalur kanan tersebut ke berbagai Negara yang dikuasai.
***
GN/WW