Tips Jitu Memulai Usaha Toko Kelontong

Minggu, 5 Februari 2023 | 08:00 WIB

Ilustrasi Toko Kelontong (Freepik/odua)

LINK UMKM -  Di tengah kondisi perekonomian yang tidak menentu seperti sekarang ini, banyak orang yang mulai mencari penghasilan tambahan. Selain tentunya untuk menambah penghasilan, langkah ini diambil sebagai preventif jika sewaktu waktu terkena PHK oleh kantornya. Tak heran jika sekarang ini banyak orang yang mulai berjualan makanan, minuman atau sekedar menjadi reseller marketplace.

          Saat semua berjualan di platform online, sebenarnya masih ada usaha offline yang menarik untuk dilakukan karena profitnya cukup menjanjikan. Usaha tersebut adalah membuka toko kelontong. Ingat, masih ada orang yang lebih suka belanja secara offline daripada online karena beberapa alasan.

          Nah, jika kamu tertarik untuk membuka toko kelontong secara kecil-kecilan, tapi menguntungkan, simak terus tulisan ini sampai akhir ya. Membuka toko kelontong sebenarnya tidak perlu membutuhkan modal yang besar. Kamu bisa memulai dengan modal yang kecil dengan perhitungan yang tepat. Nah, agar toko kelontong kamu bisa cuan, simak tipsnya berikut ini Tim LinkUMKM sudah merangkum dari berbagai sumber.

1. Tentukan lokasi yang tepat

Jika ingin memulai bisnis toko kelontong, maka kamu perlu menentukan lokasi yang tepat dan strategis. Memilih lokasi yang tepat dapat mempengaruhi kesuksesan bisnis toko nantinya. Kalau kita perhatikan, kebanyakan toko kelontong dibuka di depan rumah. Umumnya, pemilik toko akan membangun ruko atau toko kecil untuk toko kelontong di depan rumah. Jika rumahmu terletak di lokasi yang strategis, maka kamu juga bisa membuka toko kelontong di bagian depan rumah. Namun jika tidak, maka kamu perlu mencari lokasi yang strategis dan memungkinkan banyak orang datang untuk mencari barang kebutuhan sehari-hari.

Misalnya, kamu ingin membuka toko kelontong di area kampus. Maka kamu bisa mencari lokasi yang disekitarnya terdapat banyak kost mahasiswa. Mereka pasti akan sering mencari kebutuhan sehari-hari di toko kelontong terdekat. Misalnya, membeli galon isi ulang, air mineral, camilan, gas elpiji, atau alat mandi. Selain itu, pastikan toko kamu tidak berdekatan dengan toko kelontong lainnya untuk menekan persaingan.

  1. Kenali target pasar

Setelah mencari dan menentukan lokasi yang strategis untuk toko, selanjutnya adalah mengenali target pasar. Meski termasuk bisnis rumahan, kamu tetap perlu mengenali target pasar. Hal ini bertujuan untuk mengetahui produk apa saja yang mereka butuhkan sehingga kamu bisa menjual barang yang tepat. Hal ini membantu perputaran bisnis menjadi lebih lancar.

Jika kamu membuka toko kelontong di area perumahan yang mayoritas berisi keluarga, maka kamu bisa menjual jajanan anak-anak, alat mandi, perabot rumah tangga, beras, galon isi ulang, bumbu-bumbu instan, dan lainnya.

  1. Temukan distributor terpercaya

Selanjutnya, untuk mengisi toko kelontong, kamu tentu butuh distributor yang terpercaya. Saat ini sudah banyak pilihan distributor, bahkan ada juga yang online. Untuk memilih distributor yang tepat, kamu perlu menyiapkan beberapa list distributor lalu membandingkan semuanya untuk mendapatkan satu dengan harga yang paling sesuai, proses pengiriman lancar, barang-barangnya lengkap, mudah diajak berkomunikasi, dan lainnya.

  1. Berikan pelayanan yang ramah

Untuk melancarkan bisnis toko kelontong, kamu juga perlu memberikan pelayanan yang ramah kepada semua pelanggan yang datang. Pelayanan yang ramah bisa membuat pelanggan senang dan ketika mereka perlu membeli sesuatu, mereka akan kembali lagi ke tokomu.

Hal ini bisa kamu tanyakan kepada diri sendiri, apabila petugas toko jutek atau tidak ramah, apakah kamu mau kembali membeli produk di toko tersebut? Rasanya lebih baik mencari toko lain yang menjual produk serupa dan memberikan pelayanan ramah. Bersikap ramah kepada pelanggan juga bisa dengan hal-hal kecil, misalnya memberikan senyum, menyapa, bersikap sopan, mengucapkan terima kasih saat transaksi selesai, dan lainnya.

  1. Kelola keuangan dengan baik

Kamu perlu memisahkan keuangan pribadi dan keuangan bisnis toko kelontong agar tidak tercampur. Hal ini dilakukan agar kamu dapat mengelola hasil penjualan dengan lebih baik. Jika tercampur, mungkin kamu menggunakan uang hasil jualan untuk kebutuhan pribadi.

Kamu bisa membuat dua rekening berbeda untuk menyimpan uang pribadi dan uang hasil jualan. Kamu juga bisa menerima pembayaran digital seperti e-money atau QRIS. Apalagi bila target market kamu adalah anak-anak muda yang saat ini sudah cashless. Selain itu, dengan pembayaran digital, uang juga akan masuk ke dompet digital yang mana tidak tercampur dengan keuangan pribadi.

***

GN/FF

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x