Modified Atmosphere Packaging (MAP): Solusi Menjaga Kesegaran Produk

Jumat, 22 September 2023 | 08:00 WIB

Ilustrasi kemasa makanan (freepik/atstockproductions)

LINK UMKM - Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kesehatan yang kemudian meingkatkan perhatian mereka terhadap konsumsi asupan makanan segar, maka semakin banyak perusahaan yang mengemas produk mereka dengan menggunakan model kemasan yang dapat menjaga kesegaran produk. Meskipun langkah ini juga berakibat pada kenaikan harga, namun sudah banyak orang yang sadar bahwa untuk memeproleh asupan makanan yang segar mereka harus rela untuk menghabiskan lebih banyak uang dari biasanya. Permintaan terhadap produk segar inilah yang menghasilkan berbagai inovasi-inovasi baru yang diharapkan mampu menjawab kebutuhan para pelanggan. Berbagai inovasi tersebut pun melahirkan teknologi pengemasan dengan fokus pada penjagaan mutu dan kesegaran makanan serta mencegah agar tidak terjadi kehilangan nutrisi pada produk makanan yang dikemas tersebut. Salah satu hasil inovasi tersebut adalah Modified Atmosphere Packaging (MAP), model kemasan ini mampu menjaga kesegaran produk lebih lama sekaligus menjadi solusi kemasan ramah lingkungan. MAP mampu menjaga kualitas dan kesegaran produk dengan jangka waktu lebih lama.

Beberapa faktor yang mempengaruhi konsumsi produk makanna segar adalah yang pertama jangka waktu keawetan produk makanan tersebut. Berikutnya juga dipengaruhi juga oleh permintaan terhadap produk makanan yang hanya dapat diperoleh atau dipanenen pada waktu atau musim tertentu, hal ini membuat para produsen makanan mencoba mengawetkan produk makanan tersebut dan karena itu diperlukan kemasan yang mampu menjaga keawetan tanpa mengurangi kualitas produk makanan tersebut. Issu ini juga berkaitan dengan produksi buah dan sayuran yang kini dapat dibudidayakan secara lebih singkat dengan batuan berbagai inovasi teknologi pertanian. MAP merupakan teknologi yang mampu mengontrol kualitas udara dan berbagai faktor lainnya yang mempengaruhi kondisi makanan yang dikemas di dalamnya. Hal ini juga memuat proses pengeluaran dan atau perubahan gas yang terjadi selama proses pengemasan hingga penyimpanan makanan. Pengimplementasin MAP sudah dilakukan sejak 90 tahun yang lalu, pada tahun 1930an daging segar sudah muali disimpan pada ruangan penyimpanan yang dilengkapi dengan pengatur suhu. Makanan berkemasan MAP secara luas diperjualbelikan pada awal tahun 1970an, dan hingga kini MAP teknologi telah dikembangakan lebih jauh dengan sasaran produk kemasan berupa daging, buah, salad, dan sayuran.

Perbedaan dalam bahan baku pembuatan kemasan MAP yang juga disesuaikan dengan variasi makanan yang dikemas membuat pemilihan kaca film dilakukan secara lebih spesifik. Umumnya jenis plastik yang digunakan dalam proses pengemasan MAP adalah jenis plastik PP, PVC, PET dan LDPE, kini pengembangan jenis model dan jenis plastik MAP terus dilakukan. Penelitian terkini menghasilkan berbagai inovasi yang menghasilkan plastik dari antioksidan aktif, micro-perforated films, nano active films, dan biodegradable films. Tidak semuanya sduah digunakan dalam pengemasan MAP namun para peniliti optimis bahwa jenis-jenis plastik tersebut akan dapat digunakan dalam proses pengemasan MAP dan akan berpengaruh positif dalam menjaga ketahanan dan kesegaran produk makanan yang dikemas. Pada akhirnya penggunaan teknologi MAP merupakan jawaban atas kebutuhan masyarakat akan produk makanan segar, dan hingga kini riset terus dilakukan agar teknologi pengemasa ini mampu berkembang lebih baik lagi dan menghasilkan kemasan yang jauh lebih baik lagi. Pengaplikasian MAP juga perlu diusahakan tidak sampai harus memakan biaya yang tinggi karena masih banyakk pelaku usaha yang masih membutuhkan pendanaan dalam proses pengemasan produk.

***

GH/EBE

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x