Untuk Meningkatkan Pemulihan Ekonomi Dibutuhkan Akselerasi Transformasi Digital
Jumat, 29 September 2023 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung di belahan dunia termasuk Indonesia telah menyebabkan pelambatan ekonomi pada hampir semua sektor ekonomi, utamanya yang mengandalkan aktivitasnya pada mobilitas barang dan jasa, seperti pariwisata, hiburan, transportasi, industri MICE dan lainnya.
Kondisi perlambatan ekonomi yang terjadi akibat pandemi Covid-19 indikatornya awalnya sudah mulai terlihat pada kuartal I-2020, di mana saat itu pertumbuhan ekonomi RI hanya tumbuh 2,97 persen.
Hal ini sangat bertolak belakang dengan pertumbuhan ekonomi dalam lima tahun terakhir Indonesia berada di kisaran rata-rata 5 persen setiap tahunnya. Namun, akibat pandemi Covid-19 seluruh ekonomi dunia termasuk Indonesia mengalami kontraksi yang cukup dalam.
Dilansir dari Kumparan Kebijakan untuk mengatasi penyebaran Covid-19 telah mengurangi mobilitas manusia serta aktivitas barang dan jasa. Konsumsi, investasi, transportasi, pariwisata, produksi, dan keyakinan pelaku ekonomi menurun signifikan, yang pada akhirnya membuat pertumbuhan ekonomi turun dengan tajam.
Pelemahan perekonomian nasional yang terjadi akibat dampak pandemi Covid-19 perlu menjadi perhatian kita bersama untuk mengatasinya karena bila tidak ditangani dengan segera, akan berisiko mengganggu stabilitas perekonomian dan stabilitas sistem keuangan, dan menahan upaya percepatan menjadi negara maju.
Momentum pandemi Covid-19 telah mengubah gaya hidup dengan semakin meningkatnya pemanfaatan digital ekonomi. Oleh karena itu, upaya memgakselerasi transformasi digital di bidang ekonomi dapat dijadikan salah satu strategi dalam memastikan tetap bergeraknya sektor-sektor ekonomi produktif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Peluang membangkitkan ekonomi digital melalui pemanfaatkan transformasi digital harus terus digelorakan, utamanya dengan memanfaatkan momentum pandemi karena sejak mewabahnya pandemi Covid-19, terlihat lonjakan penggunaan digitalisasi ekonomi yang semakin besar, penggunaan aplikasi online (belajar, bekerja, konsultasi kesehatan) naik 443%, ritel daring naik 400%.
Akselerasi transformasi digital sebagai wujud dari pemulihan ekonomi pasca-pandemi dapat menjadi pilihan cara untuk memastikan tercapainya sejumlah target dari upaya transformasi digital di tahun 2024 dengan kontribusi tambahan terhadap pertumbuhan PDB sebesar 1 persen per tahun, hingga pembukaan 2,5 juta lapangan kerja.
Proses digitalisasi ekonomi telah memberikan secercah harapan akan pemulihan ekonomi, salah satu wujudnya terlihat dari mulai tumbuhnya bisnis berbasis e-commerce, atau perdagangan online. Adanya wabah pandemi Covid-19 sejak awal April 2020 telah mengakselerasi bisnis berbasis digital itu menjadi lebih marak lagi. Ini menjadi peluang bagi sektor UMKM mengisi pasar tersebut, diproyeksikan nilai transaksi ekonomi digital akan tumbuh menjadi Rp4.531 T pada 2030 dengan dominasi dari sektor e-commerce untuk itu digitalisasi UMKM menjadi semakin strategis.
Akselerasi transformasi digitalisasi ekonomi, utamanya UMKM menjadi sektor yang perlu menjadi prioritas untuk dikembangkan. Sebagai sektor yang menyumbang PDB nasional sebesar 61,7 persen serta berkontribusi menyediakan 97 persen lapangan kerja, UMKM Indonesia harus dapat didorong untuk ekspansi ke sektor digital sehingga pasarnya jauh lebih luas.
Pengembangan digitalisasi UMKM harus diikuti dengan strategi yang tepat, strategi proaktif jemput bola dengan melakukan pendampingan, kurasi produk, SDMnya, pembiayaan sehingga dapat membantu percepatan UMKM dapat onboarding di e-commerce.
***
GN/MRA