Menanam di Basement jadi Cara Baru Berkebun
Sabtu, 26 November 2022 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Lahan di perkotaaan maupun di desa dibangun guna memenuhi kebutuhan hunian karena meningkatnya populasi manusia sekarang ini. Akibatnya, Lahan untuk menanam pun perlahan-lahan mulai berkurang bahkan menghilang. Orang-orang mulai memutar otak mencari cara lain untuk melakukan kegiatan berkebun ini.
Hasil pemikiran itu terbentuklah sebuah ide untuk melakukan kegiatan berkebun di basement. Di basement? Yap benar, kita bisa loh berkebun di basement rumah. Namun, dalam merealisasikan ini memiliki beberapa tantangan. Hal yang menjadi tantangan yaitu perlu menyediakan air, cahaya, ruang, struktur pendukung, dan nutrisi. Berkebun di basement dapat dilakukan secara hidroponik atau di dalam tanah.
Dilansir dari Kumparan mayoritas sayuran membutuhkan suhu hangat, tetapi ruang bawah tanah terkenal lembab dan dingin. Diperlukan kipas dan pemanas ukuran industri, lalu dapat menjalankan selang dari persediaan air yang ada atau menyimpan barel hujan untuk menyediakan irigasi. Pencahayaan ada berbagai warna cahaya untuk berbagai jenis pertumbuhan dan pembuahan. Untuk pemula bisa menggunakan lampu fluorescent.
Tanaman yang tumbuh di dalam ruangan dan tumbuh paling baik akan termasuk sayuran hijau. Tanaman seperti tomat dan cabai membutuhkan tingkat panas dan cahaya yang lebih tinggi, sementara kacang polong membutuhkan lebih sedikit panas.
Tanamlah benih di dalam ruangan seperti biasa. Gunakan pengatur waktu untuk memberi tanaman setidaknya 8 jam cahaya per hari untuk sebagian besar jenis dan 10 jam atau lebih untuk penikmat sinar matahari seperti cabai. Jangan biarkan tanaman kering dan beri mereka pupuk cair yang diencerkan setengah sekali setiap minggu. Pasak dan ikat tanaman sesuai kebutuhan dan ikuti perawatan sayur dasar untuk setiap jenis tanaman. Tingkatkan jam pencahayaan dan air setelah tanaman berbuah. Hama tidak sebesar masalah dalam berkebun di bawah tanah tetapi perhatikan whitefly, sisik dan serangga lainnya.
***
GN/PTH