Menaikkan Persentase Tetas dengan Mesin, Peternak Ayam Wajib Baca Ini!
Minggu, 13 November 2022 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Tingginya permintaan akan daging ayam dari pembeli untuk menjadi bahan baku masakan yang lezat membuat peternak ayam menjadi terdesak. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, konsumsi daging ayam ras atau kampung oleh penduduk indonesia dalam seminggu sebesar 0,14 kilogram pada 2021. Tingginya konsumsi daging ayam itu mengharuskan para peternak memutar otak dalam menernak ayam kampung dengan sangat cepat.
Dalam usaha peternakan, salah satu faktor penyebab lambatnya produksi ayam kampung adalah metode penetasan yang dilakukan secara konvensional yaitu dierami langsung oleh induk ayam.
Salah satu terobosan yang dapat dilakukan dalam peternakan ayam kampung adalah menggunakan mesin tetas telur. Mesin tetas telur ini mempercepat siklus berkembang biak ayam menjadi lebih cepat karena ayam betina tidak mengerami telurnya. Telur ayam yang telah dibuahi oleh jantan akan diambil dan dierami menggunakan mesin tetas telur yang telah diatur suhunya sesuai dengan induk ayam ketika mengerami. Selain suhu, telur juga dapat diputar secara otomatis agar seluruh bagian telur mendapat panas yang merata.
Dilansir dari agromedia.net, berikut berbagai keuntungan penetasan telur menggunakan mesin tetas dibandingkan dengan penetasan alami.
- Persentase keberhasilan telur yang menetas lebih besar dibandingkan dengan pengeraman alami. Melalui proses pengeraman alami, telur yang menetas hanya 50-60%. Sementara itu, penetasan melalui bantuan mesin tetas dapat meningkatkan hingga 80%
- Penetasan telur dapat dilakukan terus-menerus tanpa dipengaruhi oleh kondisi cuaca. Pasalnya, mesin tetas biasanya ditempatkan di dalam ruangan dan seluruh komponen pendukungnya terkontrol.
- Tingkat hidup anakan hasil penetasan melalui mesin tetas lebih tinggi dibandingkan dengan penetasan alami. Pasalnya, perubahan suhu dari dalam telur ke lingkungan tidak terlalu ekstrim. Berbeda halnya anakan hasil tetas alami harus lebih menyesuaikan suhu setelah menetas.
- Kontrol terhadap kualitas telur lebih mudah dilakukan. Selain itu, risiko kontaminasi bakteri dan penyakit relatif lebih kecil karena telur disimpan di dalam ruangan.
***
GN/PTH