TV Analog Akan Dimatikan di Seluruh Wilayah Oleh Pemerintah, Apa Manfaatnya Untuk Masyarakat Bagi Kominfo?
Rabu, 5 Oktober 2022 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Melansir dari Kumparan bahwa kominfo atau Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Asosiasi Televisi Swasta Indonesia (ATVSI), dan lembaga penyiaran swasta lainnya sepakat membatalkan perencanaan penyetopan TV Analog di Jabodetabek pada tanggal 05 Oktober 2022 silam.
Ismail mengatakan, bahwa pelaksanaan ASO dapat memberikan dampak multiplier effect termasuk terhadap perekonomian nasional. Dan menurut Ismail akan dapat membuka penambahan 181.000 kegiatan usaha baru, dan akan menyediakaan 2.000 lapangan kerja.
Ismail juga mengklaim bahwa pengimplementasian ASO akan meningkatkan penerimaan Negara dalam bentuk pajak atau Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sebesar 77 Triliun Rupiah, ditambah juga kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 443,8 triliun rupiah.
Dampak dari multiplier effect itu bisa menyebar ke berbagai institusi, seperti pendidikan, kesehatan, dan UMKM. Perlu diingatkan kembali bahwa Indonesia saat ini sedang melakukan transformasi digital secara besar-besaran, maka dampak dari multiplier effect dari digitalisasi penyiaran akan jauh lebih luas.
Ismail juga berjanji bahwa Kominfo akan melakukan analisis studi terhadap multiplier effect atas program digitalisasi penyiaran Indonesia, dan yakin bahwa hasil dari kajian tersebut dapat menunjukan lebih besar dari manfaat ASO.
Gilang Iskandar (Sekjen ATVSI) mengatakan, kondisi masyarakat saat ini dari data lembaga riset Nielsen, pada 27 September 2022 memperlihatkan populasi pemirsa TV di Jabodetabek ini menggunakan penyiaran Free To Air (FTA) sebanyak 26% atau berkisar 7,2 Juta masyarakat.
Menurutnya, sosialisasi masih diperlukan kembali untuk masyarakat, terutama yang ingin memiliki Set Top Box (STB) atau pesawat TV dengan siaran digital. Berbagai kondisi tersebut yang menjadi dorongan ATVSI mengusu pengunduran ASO dikarenakan masih perlu bersosialisasi.
***
GN/WW