Budidaya Tanaman secara Hidroponik
Minggu, 30 Oktober 2022 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Seiring berkembangnya teknologi yang semakin pesat sama halnya jika kita melihat cara budidaya ayam pedaging, begitu pula dengan teknologi pertanian. Bukan hanya dari segi alat seperti alat bajak sawah, penyiram air otomatis hingga alat panen tetapi juga dengan teknologi pada sistem media tanam.
Dengan semakin berkembangnya sistem teknologi pada media tanam, saat ini kita tidak hanya bisa menanam dengan media tanah saja, anda bisa menanam dengan media air hingga memanfaatkan barang bekas yang tak terpakai. Dengan begitu kita akan lebih mudah dalam menanam berbagai macam tanaman mulai dari pohon, bunga, hingga sayuran. Salah satu cara yang mudah dan praktis dari kecanggihan sistem menanam sehingga banyak orang melakukan sistem ini yaitu dengan cara hidroponik.
Dilansir dari Kumparan Secara sederhana, ditinjau dari asal katanya, budidaya hidroponik berarti suatu metode budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah. Budidaya hidroponik memanfaatkan air/larutan mineral bernutrisi yang diperlukan oleh tanaman dan bahan lainnya sebagai pengganti media tanah. Bahan-bahan pengganti media tanah diantaranya seperti serabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan genteng/batu bata, serbuk kayu, dan lain sebagainya.
Berikut ini beberapa kelebihan dari hasil tanaman hidroponik yaitu ;
- Lebih hemat
- Memaksimalkan Lahan terbatas
- Ramah lingkungan
- Tidak merusak tanah
- Hasil bisa dimakan keseluruhan
- Akar tanaman bisa diperiksa/dikontrol pertumbuhannya
- Pertumbuhan lebih cepat
- Tidak bergantung pada musim
- Menghemat pemakaian pupuk
- idak perlu banyak tengah
- Lingkungan lebih bersih
- Hama penyakit sedikit
Salah satu cara untuk bertanam hidroponik dengan menggunakan sistem NFT (Nutrient Film Technique). Dengan sistem ini bahan-bahan yang diperlukan berupa pipa atau talang, mesin pompa, selang air, bak penampungan air (kapasitas 25 ltr), rockwool, netpot, kain flanel, baki pembibitan dan Nutrisi tanaman (A & B). Sedangkan alat khusus sebagai tambahan berupa pH meter (untuk mengukur pH air) dan alat EC atau TDC meter (untuk mengukur kepekatan nutrisi yang telah terlarut dalam air). Setiap jenis tanaman memiliki kepekatan tersendiri yang sesuai untuk pertumbuhannya. Untuk itu sangat dianjurkan untuk mengikuti petunjuk sesuai dengan kebutuhan masing-masing tanaman yang sudah tertera pada kemasan.
***
GN/MRA