Burung Hantu Pengendali Hama Tikus
Selasa, 18 Oktober 2022 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Tikus sawah memiliki kemampuan adaptasi dan berkembangbiak yang cepat. Tidak heran jika dalam beberapa kasus, penggunaan plastik penutup dan racun saja tidak cukup. Guna mengantisipasi hal ini, beberapa petani di Indonesia sudah memulai melakukan rekayasa ekologi, yaitu memanfaatkan musuh alami dari hama tikus tersebut.
Burung hantu merupakan musuh alami hama tikus yang banyak digunakan oleh petani lokal Indonesia. Penggunaan burung hantu dalam mengendalikan hama tikus sangat efektif. Menurut Kementerian Pertanian, burung hantu dapat menurunkan angka serangan tikus pada tanaman muda hingga 5%. Hal ini disebabkan karena burung hantu mampu memakan tikus antara 6-8 ekor dalam semalam.
Penggunaan burung hantu aman bagi lingkungan. Pemanfaatan musuh alami tikus ini dapat mengurangi penggunaan racun tikus atau rodentisida. Dengan demikian, residu racun pada tanaman dikurangi.
Pemanfaatan burung hantu juga sebagai pengendali hama tikus tergolong murah. Petani hanya perlu mengeluarkan modal untuk membeli burung hantu dan sangkar burung. Selain itu, burung hantu juga merupakan burung yang dapat dilatih sehingga resiko untuk kabur dapat diminimalisir.
Burung hantu memiliki kemampuan untuk mendengar suara tikus dalam radius 500 m. Burung hantu memiliki jangkauan terbang hingga 12 km. Sebagai binatang nokturnal, burung hantu beraktivitas pada malam hari untuk mencari makan.
Burung hantu disarankan untuk mengendalikan hama tikus sawah karena menjadi investasi pengendalian jangka panjang yang murah serta terus berkembang seiring dengan waktu. Petani tidak perlu memelihara langsung burung hantu. Petani hanya menyediakan sangkar burung di area sawah, yang nantinya akan ditempati burung hantu. Hal ini dikarenakan burung hantu bukan tipe burung pembuat sarang. Biasanya, burung hantu menempati sarang bekas burung lain.
Meskipun memanfaatkan burung hantu, namun pembersihan lahan pun tetap harus dilakukan. Biasanya, tikus bersarang di tanggul irigasi, pematang sawah, batas perkampungan, jalan sawah, parit, dan saluran irigasi. Ada baiknya jika petani juga membersihkan gulma dan rerumputan di sekitar lahan agar tidak menjadi sarang tikus.
***
GN/FF