Digitalisasi BRI dalam Prinsip ESG Dukung Bisnis Mikro Tumbuh dan Berkelanjutan
Senin, 19 September 2022 | 08:00 WIB
LINK UMKM - Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) Sunarso mengungkapkan untuk mendukung pembiayaan hijau dan green banking, perusahaan membentuk organisasi khusus yang menangani ESG (Environmental, Social and Governance). Optimalisasi dalam bidang digital terus dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI di setiap lini bisnis perusahaan. Digitalisasi ini sebagai upaya meningkatkan efisiensi perusahan dan juga sejalan dengan implementasi Environmental, Social, and Governance (ESG) demi mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Hal tersebut disampaikan Direktur Bisnis Mikro BRI Supari yang mengungkapkan bahwa digitalisasi di industri perbankan merupakan sebuah keharusan dan tidak bisa ditawar. Bersamaan dengan itu, industri perbankan dinilai harus melakukan pembaharuan bisnis model berbasis teknologi agar bisa bersaing di era yang berorientasi customer centric tersebut. Optimalisasi dalam bidang digital terus dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
Supari juga mengatakan dalam menghadapi tekanan suku bunga yang semakin turun dan berdampak kepada pendapatan bank, maka industri perbankan perlu melakukan langkah-langkah efisiensi melalui salah satunya transformasi digital. Penelitian yang dilakukan oleh OECD (2020) mengungkapkan bahwa disrupsi digital mampu mengikis margin pendapatan sekaligus juga dapat meningkatkan daya saing perbankan. Situasi ini terlihat dari beberapa tahun terakhir, industri perbankan dihadapkan dengan suku bunga rendah. Tren penurunan suku bunga acuan bank sentral (BI-7DRR) terjadi sejak 2018 sebesar 6 persen hingga saat ini bertahan di 3,5 persen.
Di lansir dari Kompas.com perubahan demografi populasi pengguna layanan internet dan mobile phone di Indonesia juga menjadi alasan penting perbankan untuk mempercepat pengembangan layanan digitalnya. Dalam 10 tahun terakhir, berdasarkan jumlah pengguna internet (internet users), Indonesia mengalami kenaikan yang sangat ekstrem dari 39,6 juta pengguna di 2011 menjadi 204,7 juta pengguna di 2022 atau dengan kata lain terjadi pertumbuhan lebih dari 400 persen. Angka tersebut sama dengan mencerminkan lebih dari 73,7 persen penduduk Indonesia telah mengakses internet.
***
GN/LMP