Talas Pratama, Talas Jumbo dari Indonesia

Kamis, 8 September 2022 | 08:00 WIB

Ilustrasi Talas Pratama (Freepik/Jcomp)

LINK UMKM -  Talas merupakan sumber karbohidrat alternatif pengganti nasi. Mengkonsumsi talas lebih baik bagi penderita diabetes karena indeks glikemik talas lebih renda dibanding beras, kentang dan glukosa. Menurut Pakar Gizi dari IPB, Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, indeks glikemik talas termasuk rendah yaitu dibawah 55.

Melansir dari alodokter Indeks Glikemik (IG) suatu makanan diukur dengan skala 1-100. Semakin tinggi angka indeks glikemiknya, semakin cepat pula makanan tersebut dapat meningkatkan kadar gula darah.

Berbagai macam jenis talas sudah menyebar ke berbagai belahan dunia termasuk Indonesia. Salah satu talas unggulan hasil dari seleksi bersama peneliti bioteknologi LIPI (M.S Prana, Tatang Kuswara dan Maria L) adalah jenis talas Pratama.

Selain rasanya yang terbilang legit dan empuk, talas pratama memiliki ukuran yang berbeda dibanding talas lainnya terutama di Jawa Barat. Rata-rata bobot talas pratama bisa mencapai 8 kg dari satu tumbuhan, sementara talas lainnya hanya berkisar 1,5-2 kg per pohon.

Mengutip dari Kumparan berikut teknik budidaya talas pratama

Kesesuaian lahan:

  • Ketinggian : 0 – 1.200 Mdpl
  • Curah hujan : 600 – 3.000 ml/tahun
  • Tanah : Latosol
  • PH tanah : 4,5 – 6,0

Persiapan benih:

  1. Benih merupakan anak tanaman (stolone) yang diambil dari induk tanaman Talas Pratama
  2. Tinggi benih 40-50 cm yakni umur 3 bulan
  3. Daun benihtalas di potong, yang tersisa pucuk benih yang masih kuncup

Persiapan tanam:

Penanaman dilakukan setelah persiapan tanam dan sanitasi kemudian diberikan campuran nutrisi sebagai berikut:

  1. Pupuk kandang/kompos 7 kg
  2. Pupuk NPK 10 gr
  3. Granular/furudan 5 gr setiap 2 bulan sekali

Perawatan:

  1. Pemupukan susulan dilakukan pada tanaman yang berumur 4 bulan dengan pupuk kompos/pupuk kandang sebanyak 3kg/tanaman. Pemberian pupuk susulan dipermukaan tanah berupa NPK dilakukan sebanyak 10 gr.
  2. Hama pada tanaman talas pratama berupa cacing tanah, sehingga penambahan pestisida anti cacing (furudan) diperlukan pada umur 3 bulan dan 5 bulan. Penyakit tanaman berupa bercak daun, penyemprotan pestisida dilakukan rutin seminggu sekali apabila terlihat gejala serangan.
  3. Pengairan diperlukan pada saat musim kemarau, seminggu satu kali denga jumlah 1-2 liter/tanaman. Sebaiknya arah peyiraman langsung disiram ke akar tanaman.
  4. Pemisahan anakan dari indukan dilakukan pada umur talas 2 bulan menggunakan bambu yang telah diruncingkan seperti huruf (V). anakan tersebut bisa di buang atau dikembangkanbiakan kembali menjadi bibit.
  5. Penyiangan dari rumput liat harus terus dilakukan agar nutrisi tanaman talas tidak terganggu oleh gulma dan sanitasi di dalam kebun niaga.
  6. Pembuatan guludun pada tanaman dilakukan pada saat pemupukan susulan dengan cara tanah di buat gundukan sekitar tanaman ktinggi 10-15 cm.
  7. Panen dilakukan pada saat talas berumur 7 bulan dengan ciri-ciri fisik daun segar tanaman layu dan mengecil hingga tersisa 2/3 daun saja pada satu tanaman. Pemanenan dilakukan dengan mengambil umbi secara hati-hati dari dalam tanah, dicuci dan dibersihkan dari akarnya, lalu dipotong pelepah daun hingga talas setinggi 40 cm dari pangkal pelepah umbi. Hindari umbi dari gesekan dan benturan saat pengiriman untuk menngurangi resiko kerusakan (busuk).

***

GN/FF

Komentar

Media Lainnya

Hi!👋
Linda (Link UMKM Digital Assistant)
Chat via WhatsApp disini !

x